Senin, 12 Maret 2012

SAATNYA BERBAGI DENGAN

Pada waku merenung di akhir tahun seperti saat ini, kita diingatkan kepada masa depan kita, termasuk ketika nanti di akhirat. Umur yang kita miliki tidak akan abadi, melainkan terbatas hingga saatnya tiba kita menghadap Tuhan yang Maha segalanya. Keterbatasan usia yang ada tentu harus dimanfaatkan secara maksimal agar berguna dan memberikan manfaat, baik bagi diri kita maupun kepada sesama dan lingkungan kita. Akan sangat rugi kita manakala usia yang masih tersisa harus kita gunakan untuk foya foya dan melakukan sesuatu yang tidak ada gunanya.

Tentu pemikiran dan perenungan seperti itu hanya akan dapat dilakukan oleh orang yang mempunyai dasar keimanan yang cukup, karena keimanan itulah yang sesungguhnya dapat memberikan tuntunan kepada hati dan pikiran kita untuk melakukan usaha perbaikan. Tanpa keimanan seperti itu tidak mungkin seseorang akan dapat menyadari kehidupannya di masa mendatang, bahkan hanya sekedar mengevaluasi diri saja tidak akan sempat, apalagi kemudian memikirkan masa depannya di akhirat.

Keimanan yang kuat akan dapat mendorong atau mengantarkan seseorang menjadi sangat baik, terutama apabila ada bimbingan yang mengarahkan kepada orangyang mempunyai iman tersebut. Gambaran al-Qura bagi mereka yang beriman menunjukkan bahwa ketika disebutkan nama Allah pasti hati mereka akan bergetar karena keagungan dan kekuasaan-Nya, dan juga ketika ayat ayat Tuhan dibaca, keimanan mereka akan semakin bertambah kuat dan yakin, serta mereka itu senantiasa berserah diri atau bertawakkal kepada Tuhan. Penggambaran mereka yang berimana tersebut memberikan pengertian kepada kita bahwa iman yang benar memang akan dapat memberikan dorongan kuat untuk taat melaksanakan apapun yang diperintahkan Tuhan dan sekaligus berusaha menjauhkan diri mereka dari seluruh larangan-Nya.

Nah, ketika mereka kemudian diberitahukan tentang larangan dan bahkan ancaman Tuhan, tentu dengan penuh kesungguhan mereka akan memperhatikan dan sekaligus berusaha untuk tidak terjerumus kedalam hal yang diancam tersebut. Semisal ancaman Tuhan kepada mereka yang menyimpan emas dan perak atau harta benda dan sama sekali tidak menginfaqkannya di jalan yang benar, dengan siksa yang sangat pedih, dapat dipastikan mereka akan tidak berani untuk melakukan penyimpanan harta benda tersebut dan menjauhkan dari sentuhan orang lain. Tetapi bagi mereka yang tidak ada iman dalam dirinya, atau ada tetapi tidak kuat, maka ancaman semacam itu akan dianggapnya sebagai angin lalu, sehingga mereka akan tetap bakhil dan tetap menyimpannya tanpa sedikitpun berbagi dengan sesama.

Bahkan ketika Tuhan menjanjikan sesuatu yang lebih baik dan lebih banyak pun, mereka yang tidak beriman atau kurang keimanannya tetap akan tidak menghiraukannya. Artinya ketika Tuhan memberikan jani bahwa siapapun yang mau berderma untuk kebaikan dengan keikhlasan, maka dia akan mendapatkan balasan sepuluh kali lipat, sebagaimana difirmankan oleh Tuhan yang maksudnya " Barang siapa yang datang dengan membawa kebaikan, maka dia akan mendapatkan balasan sepuluh kali lipat", mereka sama sekali tidak mau tahu dan tidak mengindahkannya.

Bahkan ketika Tuhan memberikan janji yang lebih baik lagi dari hanya sekdar sepuluh kali lipat, yakni dengan tujuh ratus kali lipat dan bahkan bisa lebih dari itu pun mereka tidak mau menengoknya dan sama sekali tidak tertarik, meskipun sudah berulangkali disampaikan kepada mereka. Janji Tuhan sebagaimana tersebut, difirmankan-Nya sendiri yang maksudnya "perumpamaan orang orang yang menafkahkan harta mereka itu bagaikan satu baji yang kemudian dapat menumbuhkan tujuh tangkai dan masing masing tangkai tersebut berbuah seratus biji, dan Allah bahkan akan melipat gandakan yang lebih dari itu sesuai dengan kehendak-Nya, karena Tuhan itu Maha Luas lagi Maha Mengetahui".

Bukti tentang tidak adanya perhatian umat yang tidak beriman ataupun kurang imannya tersebut cukup banyak, yakni dengan banyaknya umat yang tidak mau melakukan kebaikan atau berderma tersebut, apalagi untuk berlomba menuju kebaikan. Mayoritas umat seperti itu sama sekali tidak memikirkan masa depannya di akhirat, yang menjadi pikirannya setiap hari hanyalah kehidupan dunia yang sesungguhnya sangat terbatas dan pasti punah ini.

Nah bagi mereka yang beriman kuat tentu akan sangat tertarik dan antusias terhadap janji Tuhan tersebut, bahkan kemudian akan berlomba untuk merealisasikannya sebelum maut menjelang mereka. Namun memang amat disayangkan bahwa mereka yang diselimuti keimanan kuat tersebut belum banyak bahkan termasuk mereka yang telah mempunyai pengetahuan cukup tentang janji dan ancaman Tuhan sebagaimana disebutkan di atas.

Untuk itu ketika kemarin para pengusaha kota Semarang berkumpul di hotel Grasia, atas prakarsa dan kejasama antara Gapensi Semarang dengan Baz kota Semarang, saya sangat percaya bahwa mereka nantinya akan mau berbagi dengan sesama. Artinya atas dasar pengetahuan tentang janji dan juga ancaman Tuhan tersebut yang saat itu saya sampaikan kepada mereka, mereka akan tergugah untuk mau berinfaq dan sedekah kepada mereka yang membutuhkan. Sementara itu untuk kewajiban zakat yang selama ini tentu sudah dilaksanakan atau mungkin ada sebagian yang belum menjalankannya, diharapkan akan dapat menyalurkannya lewat BAZ kota Semarang.

Keyakinan saya tersebut didasarkan kepada beberapa faktor yang mengiringi pertemuan tersebut, yakni bahwa para pengusaha ya ng tergabung dalam gapensi yang muslim, sesungguhnya cukup banyak dan beberapa orang yang sudah melakukan anjuran agama tersebut justru malah semakin sukses, seperti apa yang diceritakan oleh ketua BAZ sendri yang juga wakil walikota Semarang, bahwa dengan berbagi dengan sesama tersebut ternyata semakin menambah keuksesannya. Faktor lain yang menjadikan saya yakin ialah juga pengalaman yang dialami oleh ketua gapensi Semarang dan juga ketua umum gapensi Jateng yang kemarin juga ikut menyambut dan memberikan pengalaman yang relatif sama.

Artinya dengan beberapa pengalaman orang orang sukses yang ternyata diberengi dengan kesukaan mereka untuk berbagi dengan sesama, tentu membuat para pengusaha lain yang barangkali belum melakukannya, akan tertark untuk mempraktekkannya, apalagi ditambah dengan faktor keimanan yang cukup kuat dalam dada mereka. Tentu kita tidak berharap bahwa setelah berakhirnya pertemuan tersebut kemudian selesai juga cerita tentang ketertarikan untuk berlomba mendapatkan keuntungan yang sangat luar bisa yang dijanjijkan oleh Tuhan tersebut.

Kita tentu juga menyadari bahwa meskipun kehadiran mereka secara umum dalam pertemuan tersebut sudah menunjukkan ghirah mereka yang cukup besar untuk berbagi dengan sesama, tetapi sekali lagi pasti ada sebagian yang kemudian tidak tertarik dengan bisnis yang ditawarkan oleh Tuhan tersebut. Lagi lagi itu semua merupakan peroalan yang bermuara kepada dasar iman yang ada dalam diri mereka. Namun demikian secara umum kita optimis bahwa pertemuan kemarn itu sangat bermanfaat dan dapat membawa angin segar bagi kehidupan mereka, terutama yang mau mengindahkan firman Tuhan dan mempercayainya sepenuh hati.

Sementara itu untuk target BAZ kota Semarang sendiri pada tahun pertama kepengurusan saat ini ialah 1,5 milyar, meskipun pada bulan kesebelas kali ini baru mencapai 1,3 M. Tentu target tersebut meningkat cukup tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya berkisar 800-hingga 850 juta. Sisa satu bulan kedepan untuk menggenapi menjadi 1,5 M tentu masih sangat mungkin manakala ada gerakan, terutama dari para pengusaha yang kemudian berkomitmen untuk menyalurkan zakat dan bahkan infaqnya melalui BAZ kota Semarang.

Bahkan menurut saya target perolehan BAZ pada tahun kedua harus meningkat dua kali bahkan tiga kali lipat tahun pertama. Apa yang saya sampaikan tersebut berdasarknn kalkulasi yang cukup matang dan tidak hanya sekedar pendapat. Kita sesungguhnya dapat menghitung dan sangat jelas, kalau semua umat Islam di kota Semarang yang telah berkewajiban zakat mau berzakat dan disalurkan melaui BAZ Semarang, apalagi ditambah dana infaq dan sedekah, tentu target sebagaimana yang saya sampaikan akan terlampaui.

Namun sekali lagi hal tersebut memerlukan kerja keras keita semua untuk menyadarkan seluruh komponen masyarakat tentang zakat tersebut dan perlunya menyalurkannya melalui BAZ. Beberapa kegitan penyaluran dana BAZ tentu harus terus disosialisasikan kepada masyarakat, termasuk kemaslahatan yang sudah di raih. Sosialisasi tersebut tidak cukup hanya melalui web seperti selama ini, tetapi lebih dari itu juga melalui media lain yang mudah diserap oleh masyarakat. Udah mudahan dengan tekad kita semua dan keaktifan seluruh pengurus dalam mengelola BAZ ini, apa yang kita inginkan akan dapat terwujud tentu dengan ridla dari Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar