Senin, 12 Maret 2012

MULUDAN

Sudah lazim di kalangan masyarakat muslim bahwa bulan Rabiul Awal atau lebih akrab dikenal dengan bulam Maulid atau Maulud ini merupakan bulan memperbanyak bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana diketahui secara umum oleh masyarakat muslim bahwa Nabi kita dilahirkan pada bulan Maulid ini, tepatnya pada tanggal 12. Oleh karena itu biasanya sejak tangal 1 bulan Maulid ini masyarakat selalu membaca shalawat dan sejarah hidupnya, terutama melalui bacaan al-Barzanji pada setiap malam atau setelah Maghrib. Bacaan bacaan shalawat tersebutbiasanya juga diakhiri sebagai puncaknya pada tanggal 12.

Malam tadi adalah malam kedua belas bulan Maulid tahun ini, karena itu hamper seluruh masjid dan mushalla ramai dengan masyarakat yang memperingati hari lahir Nabi Muhammad saw tersebut dengan berbagai aktifitas. Mengingat pada saat ini adalah musim hujan, maka aktifitas memperingatai hari lahir Nabi tersebut kebanyakan hanya dilaksanakan di dalam masjid ataupun mushallah atau tempat lainnya. Peringatan itu sendiri juga hanya diisi dengan ceramah dan sekaligus pebacaan shalawat sebagaimana malam malam sebelumnya.

Namun kita juga menyadari bahwa meskipun musim hujan, tetapi ada saja sebagian masyarakat yang memperingati mauled tersebut dengan melakukan aktifits aktifitas lainnya, seperti lomba lomba bai anak anak, seperti lomba adzan, lomba shalat, lomba baca tulis al-Quran, lomba pidato dan lomba baca al-Barzanji. Tentu masih ada bebra[pa jenis lomba yang dilaksanakan oleh sebagan masyarakat.

Memperingati hari lahir Nabi tersebut sudah menjadi tradisi turun menurun di masyarakat muslim, karena itu kegiatan peringatan seperti itu akan terus dilaksanakan meskipun dengan sangat sederhana. Bahkan diantara masyarakat ada yang menjadannya semacam "kewajiban". Pada umumnya masyarakat berkeyakinan bahwa dengan memperingati hari lahir Nabi tersebut merupakan perbuatan baik dan dapat digolongkan sebagai ibadah.

Sementara itu tujuan dari peringatan itu sendiri ialah dalam upaya untuk mendapatkan legitimasi kecintaan kepada Nabi.Karena cinta kepada Nabi merupakan salah satu hal yang akan dapat menjadikan umat mendapatkan pertolongan atau syafaat Nabi di hari kiamat nanti. Jadi wujud cinta kepada Nabi Muhammad tersebut salah satunya ialah dengan memperingati hari lahirnya. Cinta kepada nabi itulah yang menjadi dasar sangat kat untuk memperingati hari lahir tersebut dan sekaligus mengingat nama dan segala hal baik yang dilakukan oleh Nabi.

Kita tahu bahwa cinta itu membutuhkan pengorbanan dan tidak cukup hanya diucapkan dalam lisan saja, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan. Salah satu tindakan dan tanda cinta kepada Nabi ialah selalu menyebut namanya melalui pembacaan shalawat dan salam kepadanya, termasuk juga mengingat seluruh hal yang menjadi dan dianggap penting dalam hubungannya dengan Nabi, seperti hari lahir dan kecintaan Nabi.

Sementara itu diantara wujud dari kecintaan kepada Nabi ialah dengan meneladani dan mau melakukan segala hal yang menjadi kesukaan Nabi. Artina kalau orang cinta kepada Nabi, maka ia harus mau melakukan segala hal yang disukai dan dilaksanakan oleh Nabi, seperti melaksanakan seluruh kewajiban dan menjauh dari segala larangan, melakukan shalat malam, selalu dzikir kepada Tuhan, suka memberi dan menolong orang lain, berhubungan sangat baik dan menyenangkan kepada siapapun dan bahkan menyayangi orang orang miskin dan anak anak yatim.

Pendeknya kita harus menjadikan diri Nabi sebagai teladan dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Untuk itu tidak ada kata lain dalam mewujudkan semua itu, terkecuali kita harus terus menggali informasi tentang sejarah Nabi, termasuk dalam hal bagaimana sepak terjang Nabi daam hubungannya dengan kehidupan rumah tangga dan masyarakat.

Kecintaan kepada Nabi tersebut sesungguhnya juga didasari oleh riwayat hadis yang disampaikan oleh mam al-Turmudzi dimana Nabi konon telah mengatakan bahwa " barang siapa yang cinta kepada saya (Nabi), maka nanti orang tersebut akan masuk surga bersama dengan saya (Nabi). Tentu tidak seorangpun umat Islam yang tidak berkeinginan untuk isa masuk surga, apalagi bersama dengan Nabi. Karena itulah semangat cinta kepada Nabi tersebutlah yang kemudian memberikan spirit yang sangat kuat untuk melakukan sesuatu yang dianggap dapat bernilai cinta, seperti memperingati hari lahir beliau dengan membacakan shalawat dan salam.

Kalau pada saat ini masih ada yang memperingati hari lahir Nabi tersebut hanya sekedar solidaritas atas kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, maka hal tersebut tidak akan menghalangi orang tersebut untuk memperbaiki niat dan sekaligus semangat, sehingga lama kelamaan akan dapat juga merasakan nikmatnya memperingati maulid dan membaca shalawat. Karena itu dalam setiap memperingati Maulid tersebut memang sebaiknya diadakan ceramah pencerahan umat, agar umat menjadi paham dan mengerti hal halpenting yang selama ini telah dilakukan, sehingga mereka akan bisa lebih focus dan semangat dalam melakukannya.

Termasuk diantaranya ialah ketika masyarakat melakukan shalat. Artinya hampir semua umat Islam sesungguhnya telah melaksanakan kewajiban shalat, akan tetapi masih banyak diantara yang melaksanakan shalat tersebut ternyata belum dapat menikmati shalat dan menjadikan shalat sebagai media untuk berkomunikasi dengan Tuhan serta menjadikan shalat sebagai landasan untuk menjalankan kebaikan. Akibatnya masih saja banyak orang yang sehari harinya menjalankan shalat tetapi perbuatan maksiatnya masih saja berjalan. Demikian juga dengan perangai buruknya masih saja terpelihara.

Idealnya orang yang telah menjalankan shalat itu akan dapat terbebas dari segala hal yang berkonotasi maksiat, karena diantara fungsi shalat itu sendiri ialah dapat menjauhkan orang yang melakukannya dari perbuatan keji dan mungkar atau dengan bahasa lain terhindar dari maksiat. Namun dalam kenyataannya sebagaimana kita saksikan, bahwa masih banyak orang yang shalat, tetapi masih mau menipu, masih melakukan korupsi, masih menyakiti orang, masih tidak peduli dengan nasib orang miskin dan anak anak yatim, dan lainnya.

Nah, melalui peringatan Maulid seperti ini, kita sesungguhnya berharap bahwa pengetahuan umat akan dapat meningkat, sehingga kualitas iman serta amalna menjadi lebih baik. Kita tidak menginginkan bahwa masyarakat tetap berada dalam ketidak tahuannya terhadap segala hal yang sesungguhnya sudah dilakukan. Kita harus membantu masyarakat bahwa menjalankan ibadah itu tidak semata mata untuk menggugurkan kewajiban semata, melainkan harus ada manfaat yang dapat dirasakan dari pelaksanaan ibadah tersebut.

Meskipun begitu kita tetap memberikan apresiasi kepada masyarakat yang selama ini telah memperingati Maulid Nabi dengan membaca sejarah Nabimeskipun mereka tidak paham dengan sejarah itu sendiri. Saya katakan tidak paham, karena ternyata yang dibaca selama dua belas malam berturut turut tersebut ialah sejarah Nabi dengan bahasa Arab, seperti yang tertulis dalam buku al-Barzanji. Setidaknya mereka telah berusaha untuk membaca shalawat dan salam kepada Nabi dan ada keinginan untuk diakui sebagai umat Nabi yang cinta kepada Nabi dan berharap mendapatkan syafaat di akhirat nanti.

Kondisi tersebut merupakan modal yang sangat berharga untuk menuju kehidupan yang lebih baik dan berkualitas di kemudian hari. Syaratnya ialah dengan kesungguhan kita semua orang oang yang tahu untuk memberikan pencerahan kepada mereka secara benar dan tepat. Kita tidak boleh mencela mereka yang belum tahu atau belum mengerti, tetapi kita harus membimbing mereka sehingga mereka akan dapat menyadari dan mengerti dengan baik.

Keinginan umat untuk menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dan sekaligus panutan, merupakan sesuatu yang sangat baik, hanya saja kitalah yang kemudian harus memberikan penjelasan tentang berbagai hal baik yang menjadi kesukaan Nabi yang justru belum dilaksanakan oleh masyarakat. Kita sangat yakin bahwa dengan kesabaran dan kebijaksanaan, kita akan dapat menjadikan masyarakat yang sudah mempunyai modal kuat tersebut untuk dapat lebih berkualitas dalam kehidupannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar