Selasa, 20 Maret 2012

Cara Mengganti Gambar Kursor di Blog

Cara Mengganti Gambar Kursor di Blog - Gara-gara kepingin sekali mengganti gambar kursor di blog ini, akhirnya setelah googling kesana kemari nemu juga sebuah situs yang menyediakan banyak gambar-gambar kursor pilihan. Gambar kursor yang disediakan situs penyedia gambar ini http://www.totallyfreecursors.com/ banyak sekali, jadi kita tinggal memilih sesuai selera aja. Untuk cara memasang gambar kursor ini di blog, kita harus menambahkan sedikit saja kode CSS supaya bisa dipasang pada template. Dibawah ini ada beberapa sample gambar untuk kursor yang saya ambil berikut URL alamat kursor tersebut.

URL : http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/monkey-ani.gif


URL : http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/aliendance.gif


URL : http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/tail2.gif


URL : http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/banana1.gif


URL : http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/bullseye-ani.gif


Cara mengganti gambar kursor di blog :

1. Login ke dashboard blogger anda.
2. Pilih Rancangan > Edit HTML, centang Expand widget template.
3. Carilah kode pada template anda dengan menggunakan Ctrl F.
4. Copy kode CSS dibawah ini dan letakkan tepat diatas kode .




5. Simpan template anda dan lihat perubahan pada gambar kursor
6. Jika sobat ingin mengganti gambar kursor dengan gambar yang lain, sobat tinggal ganti URL gambar yang berwarna merah dengan URL gambar pada sample diatas atau sobat bisa langsung browsing sendiri ke TKP di http://www.totallyfreecursors.com/

Kamis, 15 Maret 2012

Arti Lambang NU (Nahdatul Ulama)

Lambang NahdlatulUlama terdiri dari

1. Globe(bola dunia), melambangkan bumi tempat manusia hidup dan mencari kehidupan yaitu dengan berjuang, beramal, dan berilmu. Bumi mengingatkan bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah serta dikeluarkan dari tanah pada hari kiamat.
2. Peta Indonesis yang terlihat pada globe, melambangkan bahwa NU berdiri di Indonesia dan berjuang untuk kekayaan negara RI.
3. Tali bersimpul yang melingkari globe, melambangkan persatuanyang kokoh dan ikatan di bawahnya melambangkan hubungan manusia dengan Allah SWT. Untaian tali berjumlah 99, melambangkan Asmaul Husna agar manusia hidup bahagia di dunia dan akhirat.
4. Bintang besar, melambangkan kepemimpinan nabi Muhammad SAW. Empat bintang di atas garis katulistiwa melambangkan kepemimpinan Khulafaur Rosyidin (Abu bakar Shiddiq, Umar bin Khotob, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib). Empat di bawah garis katulistiwa melambangkan empat madzab (Imam Syafi’i, Maliki, Hambali, dan Hanafi). Jumlah bintang ada 9 melambangkan Walisongo.
5. Tulisan arab “Nahdlatul Ulama” membentang dari kanan ke kiri, menunjukkan nama organisasi yang berarti kebangkitan para Ulama.
6. Warna dasar hijau melembangkan kesuburan tanah air Indonesia, Sedangkan tulisan berwarna putih melambangkan kesucian.

Bedasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa NU adalah organisasi keagamaan yang setia mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. dan para sahabat, menganut salah satu madzhab empat serta sebagai kelanjutan dari perjuangan Walisongo dalam berdakwah islam di Indonesia.

Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Bin Hasyim bin Yahya.

Pengajian rutin malam reboan di Kanzus Sholawat (gedung sholawat) Kota Pekalongan baru saja usai, acara yang digelar rutin setiap pukul 19.30 – 22.00 diawali dengan pengajian kitab Ihya Ulumuddin dibawah bimbingan KH. Akrom Sofwan Salah seorang Mustasyar PCNU Kota Pekalongan, merupakan salah satu agenda rutin sejak sepuluh tahun terakhir yang digagas oleh KH Musthofa Bakri, Rais Syuriah PCNU Kota Pekalongan untuk memanfaatkan Kanzus Sholawat yang baru saja selesai dibangun. Sesaat setelah pengajian usai, acara kemudian diisi pengajian dengan materi agama dalam konteks kekinian oleh seorang tokoh yang terkenal dan tak asing lagi di lingkup Pekalongan dan sekitarnya.

Maka tak heran jika yang hadir bukan saja dari Pekalongan dan sekitarnya, akan tetapi dari luar daerah seperti Pemalang, Batang, Tegal dan Brebes secara berombongan menggunakan kendaraan bis maupun kendaraan roda empat lainnya. Mereka rela duduk beralaskan koran di sepanjang jalan dr. Wahidin hanya untuk mendengarkan wejangan dari seorang ulama kharismatik asal Pekalongan, tidak peduli hujan maupun dinginnya malam sekalipun tak menyurutkan langkah mereka untuk sekedar mendapatkan tetesan embun hikmah. Ribuan santri tua maupun muda khusus untuk kaum adam belum juga melangkahkan kaki untuk pulang ke rumah masing masing. Ternyata mereka rebutan salaman dengan sosok ulama kharismatik yang menjadi panutannya dalam kehidupan sehari hari, baik berkaitan dengan masalah agama maupun urusan dunia. beliau adalah Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Bin Hasyim bin Yahya.
Demikian pula setiap Rabu pagi yang dikhususkan bagi ibu ibu dan remaja putri. Ribuan jama’ah duduk bersimpuh mendengarkan dengan tekun dan khidmat kalimat demi kalimat dari ucapan dari seorang ulama kharismatik sebagai pedoman hidup. Bahkan tak jarang diantara mereka menyempatkan bertemu secara khusus di kediamannya meski harus antre berjam jam untuk sekedar berkonsultasi problematika kehidupan sehari hari. Maka rumah mewah di belakang komplek Kanzus Sholawat yang cukup luas pun tak mampu menampung tamu tamu Habib yang datang silih berganti selama 24 jam. Itulah gambaran aktifitas rutin sehari hari Habib Luthfi Bin Ali Bin Yahya, seorang ulama besar yang lahir, dibesarkan dan hidup di Kota Pekalongan.
Seabrek jabatan yang diembannya, tak membuat Habib Luthfi merasa capek dan merasa berat memikul amanah. Saat ini saja Habib Luthfi Bin Ali Yahya baru saja dipercaya menjabat sebagai Ketua Umum MUI Kota Pekalongan untuk yang kedua kalinya dan sebagai Ketua Umum MUI Jawa Tengah. Di samping beliau seorang Mursyid Thoriqoh Sadzaliyah, juga sebagai Rais Aam dari Jam’iyyah Ahlit Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah hasil Muktamar Thariqah ke-9 dan ke-10 yang digelar di Kota pekalongan (salah satu Badan Otonom NU).
Berbincang bincang dengan Abu Muhammad Bahaudin Muhammad Luthfi Bin Ali Bin Hasyim Bin Umar Bin Toha Bin Yahya nama lengkap dari Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Yahya sangat mengasyikkan, terutama persoalan kethoriqohan. Menurutnya, sejak kepengurusan Jam’iyyah Ahlit Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah dia pegang sudah banyak kemajuan dibanding kepengurusan periode sebelumnya. Hingga saat ini saja telah terbentuk kepengurusan tingkat wilayah sebanyak 28 Pengurus Idaroh Wustho, kemudian tingkat cabang sebanyak 200 lebih Pengurus Idaroh Syu’biyah.

Perkembangan yang cukup pesat ini sungguh sangat menggembirakan, ujar Habib Pasalnya hampir seluruh thoriqoh berjalan dengan baik, seperti Sadzaliyah, Kholidiyah, Naqsabandiyah, Syatariyah, Qodiriyah, Tijaniyah dan lain lain. Indikator lainnya ialah banyaknya kaum muda yang mulai aktif sebagai pengikut thoriqoh, “padahal mereka sebelumnya kenal saja tidak apalagi menjadi pengikut, sehingga kesan bahwa thoriqoh hanya dapat diikuti oleh sekelompok manusia usia lanjut mulai terkikis”.

“Yang mesti dipahami ialah bahwa thoriqoh bukan alat berpolitik dan bukan untuk berpolitik, akan tetapi semata mata untuk mendidik kehidupan manusia agar berdekatan dengan Allah dan Rasul-Nya dan yang terpenting ialah meningkatkan kesadaran sebagai manusia apa kewajibannya sebagai hamba kepada Tuhan dan Rasul-Nya juga sesama manusia”, ujar suami dari Syarifah Salmah Binti Hasyim Bin Yahya “Sekarang ini perkembangan thoriqoh di kalangan anak anak muda cukup menggembirakan, seperti yang saya hadapi di Pekalongan ini, justru yang paling banyak masuk thoriqoh dari anak anak muda”, ujarnya.

Menurut KH. Zakaria Ansor Katib Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan yang juga orang dekat Habib menjelaskan, banyak sudah prestasi yang ditorehkan Habib Luthfi selama menjadi pimpinan salah satu Badan Otonom NU, antara lain berhasil menata organisasi thoriqoh dari Sabang sampai Meraoke, seperti perkembangan thoriqoh di Sumatera Utara dan Sulawesi sangat menggembirakan, bahkan beberapa waktu yang lalu dari Papua minta dikirimi buku buku tentang thoriqoh. Kemudian Habib juga berhasil menertibkan silsilah sanad thoriqoh, di samping itu juga berhasil menebas fanatisme thoriqoh yang berdampak kepada pengerdilan thoriqoh thoriqoh yang lain dan yang lebih penting ialah kegiatan thoriqoh menjadi lebih terbuka, sehingga banyak kaum muda yang berminat. Kesibukan Abah (panggilan akrab Habib Luthfi) akhir-akhir ini meningkat tajam seiring banyaknya permintaan kehadiran yang berkaitan dengan thariqah khususnya di luar Jawa, ujarnya.

Ayah dari As-Syarif Muhammad Bahaudin, As-Syarifah Zaenab, As-Syariyah Fatimah, As-Syarifah Umi Hanik dan As-Syarif Husain ini lahir di Pekalongan pada tahun 1948. Beliau pernah menempuh pendidikan di Ponpes Kliwet Indramayu di usia 12 tahun dan pada saat itu sudah dipercaya kiyai sebagai salah satu ustadznya. Kemudian nyantri di Bendo Kerep Cirebon, berikutnya mondok di Kiyai Said Tegal dan meneruskan nyantri di Kiyai Muhammad Abdul Malik Bin Muhammad Ilyas Bin Ali Purwokerto dan juga pernah mendapat beasiswa ke Hadramaut Yaman selama 3 tahun.

Habib Luthfi tidak saja menjadi idola masyarakat Pekalongan dan sekitarnya. Menjelang Pilpres tahun 2004 misalnya, Habib Luthfi kebanjiran tamu istimewa, disebut istimewa pasalnya tamu tamu yang menyempatkan hadir di rumah Habib Luthfi adalah para calon presiden maupun wakil presiden. Sebut saja Capres Wiranto, Susilo Bambang Yudhoyono, Amin Rais, Puan Maharani (Putri Megawati) dan Hamzah Haz. Sedangkan cawapresnya Sholahudin Wahid dan Hasyim Muzadi.

Dari semua yang hadir, rata rata mereka selalu berdalih hanya silaturrahmi biasa, tidak ada misi khusus berkaitan dengan kunjungannya. Akan tetapi aktifitas mereka selalu dibaca sebagai upaya untuk mohon do’a restu dan minta dukungan, apalagi diantara mereka ada yang berbicara empat mata dengan Habib, sehingga mereka bisa diduga kehadirannya untuk keperluan pemilu yang baru saja digelar.

Tamu habib memang datang dari berbagai kalangan, mulai dari pejabat pemerintah, anggota dewan, pengusaha, seniman, artis hingga rakyat jelata. Dengan tekun Habib Luthfi mendengarkan satu persatu permasalahannya, kemudian beliau memberikan solusi sehingga mereka pun pulang dengan perasaan puas. Hal ini diakui Wakil Walikota Pekalongan yang juga mantan Ketua PCNU Kota Pekalongan H. Abu Almafachir juga santri Habib Luthfi. Selama 40 tahun sebagai santrinya, ada satu hal yang sangat dikaguminya, yaitu dalam hal stamina. Beliau kuat duduk berjam-jam untuk sekedar ngobrol dengan para tamunya, meski tamunya itu tidak beliau kenal, ujarnya. “Abah fisiknya luar biasa, jarang sakit meski aktifitasnya cukup tinggi, padahal makan saja tidak teratur”. Di samping itu, Habib Luthfi tidak pernah membeda bedakan asal muasal tamu. Sehingga ratusan tamu yang datang kediamannya setiap hari, selalu dilayani dengan sabar dan penuh kesungguhan. Kadang mereka harus menunggu berhari hari jika Abah sedang berada di luar kota, ujar H. Fachir selalu memanggil Abah kepada Habib Luthfi.

Pernah suatu ketika, seorang bekas gali (geng pencuri) datang untuk bertobat dan minta diakui sebagai santrinya Habib, tanpa banyak pertanyaan, habib langsung membaiat gali tersebut dan kemudian diterima sebagai santrinya untuk menjadi salah satu murid thoriqoh.

Mauludan agenda rutin tahunan

Untuk mengumpulkan santri santrinya yang saat ini tersebar di seluruh penjuru tanah air, setiap bulan maulud, Habib Luthfi menggelar acara mauludan di samping untuk memperingati hari lahir Nabi Besar Muhammad SAW, juga untuk mengumpulkan para santrinya yang ribuan jumlahnya. Kemarin misalnya, Acara mauludan yang digelar lebih semarak dibanding tahun tahun sebelumnya, sehingga Presiden RI DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyempatkan hadir secara khusus bersama menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Apalagi beberapa kegiatan penunjangnya seperti nikah masal, pawai panjang jimat dan pentas musik samer El Balasik asal Jember Jawa Timur dua malam berturut turut, menjadikan suasana peringatan terasa lebih hidup.

Bahkan, untuk menjamu ribuan tamu yang hadir pada acara mauludan, Habib Luthfi tidak mengalami kesulitan yang berarti. Pasalnya, segala ubo rampe hidangan seperti kambing, beras, dan lain lain sudah disiapkan santri santrinya dari berbagai pelosok di tanah air. Sehingga panitia tinggal mengatur dan mendistribusikan saat acara berlangsung.

Sebegitu pentingkah acara itu sehingga menjadi daya magnit bagi masyarakat secara luas ? kegiatan peringatan mauludan memang tidak bisa dilepaskan dari sosok Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Yahya yang oleh santri santri senior di panggil abah. Sebagai ulama berpengaruh, beliau sering menjadi rujukan pendapat, baik masalah sosial, politik, ekonomi, budaya dan keagamaan. Sehingga rakyat jelata hingga pejabat tinggi pun seringkali datang ketemu beliau untuk sekedar silaturrahmi hingga minta fatwa.

Kegiatan mauludan yang digelar pada tahun 1429 Hijriyah kemarin merupakan kegiatan rutin tahunan santri santri Habib Luthfi. Bahkan jauh sebelumnya telah pula diadakan, meski secara sederhana. Namun sejak delapan tahun terakhir, dimana sejak dibangunnya gedung KANZUS SHOLAWAT yang terletak di Jalan dr. Wahidin Pekalongan, kegiatannya semakin intensif. Tidak saja peringatan mauludan saja yang digelar. Akan tetapi beberapa kegiatan lainnya seperti pengajian malam reboan, Rabu pagi dan Minggu pagi selalu mengisi gedung Kanzus Sholawat.

Musik sebagai hobinya

Suatu ketika Jamal Mirdad seorang seniman musik asal
Jepara mampir ke rumah Habib Luthfi. Oleh Habib kemudian diantar ke salah satu sudut ruangan yang berisi seperangkat alat musik dan hasil rekaman suaranya, tampak sekali kekaguman Jamal atas suara dan kreasi musik yang dihasilkan. Pasalnya untuk mencapai tingkat kualitas yang diperlukan hingga masuk dapur rekaman diperlukan berbagai persiapan, ternyata Habib Luthfi tidak memerlukan waktu yang cukup lama.

Sebagai ulama yang sangat disegani oleh masyarakat, terutama di wilayah eks Karesidenan Pekalongan, musik sudah merupakan bagian dari kehidupan Habib Luthfi. Apalagi ayahndanya juga seniman musik yang amat disegani pada waktu itu, sehingga tidak heran jika Habib Luthfi di samping ahli dibidang agama juga mahir memainkan seperangkat alat musik, terutama piano.

Bagi Habib, bermusik adalah sebuah sarana untuk bergaul dengan siapa saja, terutama dengan anak anak muda dan komponen masyarakat yang heterogen, bagaimana membuat daya tarik sehingga mereka mengikuti kita. Apalagi para pendahulu ulama salaf juga pernah menekuni bidang musik, seperti Jamaludin Ar Rumi dengan bermusik dapat lebih mendekatkan diri kepada sang Khaliq.

Musik yang menurut sebagian ulama dianggap haram, justru oleh Habib Luthfi menjadi hiburan sehari hari. Tidak saja sebagai penikmat musik, akan tetapi beliau juga ahli memainkan alat alat musik, terutama alat musik piano / organ. Di rumahnya saat ini saja ada seperangkat alat musik gambus yang siap dimainkan sewaktu waktu. Bahkan untuk mengaktualisasikan hobinya, Habib Luthfi memiliki satu group musik gambus yang biasa disebut “marawis”. Puluhan lagu lagu irama padang pasir mengalun melalui dentingan jari jari seorang ulama besar, siap menyirami kalbu yang gersang oleh denyut nadi kehidupan dunia yang semakin tak menentu.

Bahkan untuk memberikan nuansa lain pada peringatan mauludan, Habib tak segan segan memanggil group musik ternama seperti Balasyik asal Jember Jawa Timur, juga menggelar pentas wayang kulit dengan dalang Ki Enthus Susmono dari Tegal. Maka lengkaplah kehidupan seorang ulama Habib Luthfi Bin Ali Bin Yahya yang ahli dalam bidang agama dan membaur dengan masyarakat dengan berbagai kemampuan yang dimilikinya. Sesekali dalam waktu senggangnya, dirinya selalu menyempatkan menekan tombol tut tut piano yang berada di salah satu sudut ruangan rumahnya dan mengalunlah dentingan irama padang pasir yang cukup dikenal dan akrab di telinga kita, baik irama klasik maupun modern.

Jabatan jangan dicari

Penempatan kembali muktamar toriqoh ke 10 Jam’iyyah Ahlit Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah di Pekalongan pada bulan Maret 2005 kemarin sempat memunculkan kecurigaan dari berbagai pihak dengan ingin tampilnya kembali Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Bin Yahya sebagai Rais Aam Jam’iyyah Ahlit Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah. Pasalnya pada muktamar ke 9 lima tahun silam juga telah digelar di tempat yang sama dan menghasilkan Habib Luthfi Bin Yahya sebagai Rais Aam. Meski akhirnya muktamirin sepakat kembali mememilih dan menunjuk Habib Luthfi untuk menjadi Rais Am yang kedua kalinya.

Akan tetapi tudingan itu ditepis oleh Habib Luthfi. Yang jelas keinginan Pekalongan sebagai tuan rumah bukan atas kehendak dirinya, akan tetapi merupakan keputusan rapat pleno pengurus Idaroh Aliyah. Sebenarnya Lampung juga telah menyatakan siap, akan tetapi para pengurus yang sudah sepuh sepuh itu keberatan jika muktamar diletakkan di luar Jawa. Akhirnya Pekalongan kembali ditunjuk sebagai tuan rumah, ujar Habib suatu ketika. Hal ini tak lain adalah semata mata demi kemudahan pelaksanaan saja. Baginya, jabatan merupakan amanah dan tidak bisa diminta minta. Dimanapun tempatnya, dirinya menyatakan siap diposisikan. Pasalnya, seseorang yang ingin berjuang bukan harus pada jabatan ketua umum saja. Artinya, pengabdian dan perjuangan dapat dilakukan seseorang sesuai dengan kemampuannya masing masing dan saya siap mendukung siapapun yang terpilih, ujarnya.

Bahkan pada saat digelarnya Musyawarah Daerah (Musda) MUI Kota Pekalongan, Habib Luthfi tidak berada di Pekalongan, beliau malah sedang ada acara di Jawa Timur. Toh demikian seluruh peserta musda sepakat menempatkan kembali Habib Luthfi menjadi Ketua Umum MUI Kota Pekalongan untuk yang kedua kalinya

Kanzus Sholawat

Sebagai pusat kegiatan keagamaan di Kota Pekalongan, kehadiran Gedung Kanzus Sholawat sejak sepuluh tahun terakhir ini telah memberikan andil yang tidak sedikit terhadap penanaman nilai-nilai keagamaan kepada generasi penerus Islam melalui perbagai kegiatan yang digelar setiap hari, mingguan maupun tahunan.

Bangunan gedung yang cukup megah bantuan dari para aghniya yang peduli terhadap perkembangan Islam di Kota Pekalongan telah mampu menjadi mahnit tidak saja bagi masyarakat di Kota Pekalongan dan sekitarnya. Akan tetapi masyarakat dari berbagai penjuru yang setiap hadir hadir secara bergelombang baik untuk sekedar transit setelah menempuh perjalanan jauh maupun untuk menemui tokoh ulama kharismatik yakni Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya.

Belum lagi masyarakat tidak jarang menggunakan untuk keperluan sosial, tempat diskusi hingga kajian-kajian keagamaan seperti pengajian Selasa malam khusus untuk bapak-bapak, pengajian Rabu pagi khusus untuk ibu-ibu, pengajian Jum’at Kliwon maupun majelis-majelis tahunan seperti nikah maulid dan peringatan maulid Nabi Agung Muhammad SAW hingga tempat penyelenggaraan kegiatan tingkat nasional yakni Muktamar Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah ke 9 dan 10.

Melihat nilai manfaat yang dirasakan masyarakat cukup nyata, tentu saja pengurus / pengelola Gedung Kanzus Sholawat berusaha untuk dapat memenuhi segala sarana maupun prasaran yang menjadi penunjang kegiatan agar masyarakat yang hadir dapat merasa nyaman.

Bahkan Kanzus Sholawat sebagai pusat kegiatan keagamaan telah beberapa kali dikunjungi oleh beberapa menteri, duta besar Negara sahabat hingga Presiden RI Bapak DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Hj. Ani Yudhoyono dan beberapa menteri Kabinet Indonesia bersatu.

KEGIATAN KANZUS SHOLAWAT

Mingguan :
• Pengajian rutin Selasa malam “Kitab Ihya Ulumuddin”
• Pengajian rutin Rabu pagi “Kitab Fathul Qorib”

Bulanan :
• Pengajian rutin Jum’at Kliwon pembacaan kitab “Jami’ Ushulil Aulia”
• Pengajian Jum’at Legi pembacaan “Dalailul Khoirot”
• Ahad Pahing pengajian thoriqoh khusus ibu-ibu.

Tahunan :
Peringatan Maulid Nabi Agung Muhammad SAW
• Nikah Maulid
• Pawai Panjang Jimat Pekalongan
• Pembacaan Dalailul Khoirot
• Pembacaan Kitab Ihya Ulumuddin dan manaqib
• Khotmil Qur’an
• Rangkaian Haflah Maulid Rasulullah di 60 tempat
• Halal bi Halal tanggal 2 Syawwal

Sekretariat :
Jalan dr. Wahidin 70 Pekalongan Jawa Tengah Phone / Fax. 0285-427997

Senin, 12 Maret 2012

SAATNYA BERBAGI DENGAN

Pada waku merenung di akhir tahun seperti saat ini, kita diingatkan kepada masa depan kita, termasuk ketika nanti di akhirat. Umur yang kita miliki tidak akan abadi, melainkan terbatas hingga saatnya tiba kita menghadap Tuhan yang Maha segalanya. Keterbatasan usia yang ada tentu harus dimanfaatkan secara maksimal agar berguna dan memberikan manfaat, baik bagi diri kita maupun kepada sesama dan lingkungan kita. Akan sangat rugi kita manakala usia yang masih tersisa harus kita gunakan untuk foya foya dan melakukan sesuatu yang tidak ada gunanya.

Tentu pemikiran dan perenungan seperti itu hanya akan dapat dilakukan oleh orang yang mempunyai dasar keimanan yang cukup, karena keimanan itulah yang sesungguhnya dapat memberikan tuntunan kepada hati dan pikiran kita untuk melakukan usaha perbaikan. Tanpa keimanan seperti itu tidak mungkin seseorang akan dapat menyadari kehidupannya di masa mendatang, bahkan hanya sekedar mengevaluasi diri saja tidak akan sempat, apalagi kemudian memikirkan masa depannya di akhirat.

Keimanan yang kuat akan dapat mendorong atau mengantarkan seseorang menjadi sangat baik, terutama apabila ada bimbingan yang mengarahkan kepada orangyang mempunyai iman tersebut. Gambaran al-Qura bagi mereka yang beriman menunjukkan bahwa ketika disebutkan nama Allah pasti hati mereka akan bergetar karena keagungan dan kekuasaan-Nya, dan juga ketika ayat ayat Tuhan dibaca, keimanan mereka akan semakin bertambah kuat dan yakin, serta mereka itu senantiasa berserah diri atau bertawakkal kepada Tuhan. Penggambaran mereka yang berimana tersebut memberikan pengertian kepada kita bahwa iman yang benar memang akan dapat memberikan dorongan kuat untuk taat melaksanakan apapun yang diperintahkan Tuhan dan sekaligus berusaha menjauhkan diri mereka dari seluruh larangan-Nya.

Nah, ketika mereka kemudian diberitahukan tentang larangan dan bahkan ancaman Tuhan, tentu dengan penuh kesungguhan mereka akan memperhatikan dan sekaligus berusaha untuk tidak terjerumus kedalam hal yang diancam tersebut. Semisal ancaman Tuhan kepada mereka yang menyimpan emas dan perak atau harta benda dan sama sekali tidak menginfaqkannya di jalan yang benar, dengan siksa yang sangat pedih, dapat dipastikan mereka akan tidak berani untuk melakukan penyimpanan harta benda tersebut dan menjauhkan dari sentuhan orang lain. Tetapi bagi mereka yang tidak ada iman dalam dirinya, atau ada tetapi tidak kuat, maka ancaman semacam itu akan dianggapnya sebagai angin lalu, sehingga mereka akan tetap bakhil dan tetap menyimpannya tanpa sedikitpun berbagi dengan sesama.

Bahkan ketika Tuhan menjanjikan sesuatu yang lebih baik dan lebih banyak pun, mereka yang tidak beriman atau kurang keimanannya tetap akan tidak menghiraukannya. Artinya ketika Tuhan memberikan jani bahwa siapapun yang mau berderma untuk kebaikan dengan keikhlasan, maka dia akan mendapatkan balasan sepuluh kali lipat, sebagaimana difirmankan oleh Tuhan yang maksudnya " Barang siapa yang datang dengan membawa kebaikan, maka dia akan mendapatkan balasan sepuluh kali lipat", mereka sama sekali tidak mau tahu dan tidak mengindahkannya.

Bahkan ketika Tuhan memberikan janji yang lebih baik lagi dari hanya sekdar sepuluh kali lipat, yakni dengan tujuh ratus kali lipat dan bahkan bisa lebih dari itu pun mereka tidak mau menengoknya dan sama sekali tidak tertarik, meskipun sudah berulangkali disampaikan kepada mereka. Janji Tuhan sebagaimana tersebut, difirmankan-Nya sendiri yang maksudnya "perumpamaan orang orang yang menafkahkan harta mereka itu bagaikan satu baji yang kemudian dapat menumbuhkan tujuh tangkai dan masing masing tangkai tersebut berbuah seratus biji, dan Allah bahkan akan melipat gandakan yang lebih dari itu sesuai dengan kehendak-Nya, karena Tuhan itu Maha Luas lagi Maha Mengetahui".

Bukti tentang tidak adanya perhatian umat yang tidak beriman ataupun kurang imannya tersebut cukup banyak, yakni dengan banyaknya umat yang tidak mau melakukan kebaikan atau berderma tersebut, apalagi untuk berlomba menuju kebaikan. Mayoritas umat seperti itu sama sekali tidak memikirkan masa depannya di akhirat, yang menjadi pikirannya setiap hari hanyalah kehidupan dunia yang sesungguhnya sangat terbatas dan pasti punah ini.

Nah bagi mereka yang beriman kuat tentu akan sangat tertarik dan antusias terhadap janji Tuhan tersebut, bahkan kemudian akan berlomba untuk merealisasikannya sebelum maut menjelang mereka. Namun memang amat disayangkan bahwa mereka yang diselimuti keimanan kuat tersebut belum banyak bahkan termasuk mereka yang telah mempunyai pengetahuan cukup tentang janji dan ancaman Tuhan sebagaimana disebutkan di atas.

Untuk itu ketika kemarin para pengusaha kota Semarang berkumpul di hotel Grasia, atas prakarsa dan kejasama antara Gapensi Semarang dengan Baz kota Semarang, saya sangat percaya bahwa mereka nantinya akan mau berbagi dengan sesama. Artinya atas dasar pengetahuan tentang janji dan juga ancaman Tuhan tersebut yang saat itu saya sampaikan kepada mereka, mereka akan tergugah untuk mau berinfaq dan sedekah kepada mereka yang membutuhkan. Sementara itu untuk kewajiban zakat yang selama ini tentu sudah dilaksanakan atau mungkin ada sebagian yang belum menjalankannya, diharapkan akan dapat menyalurkannya lewat BAZ kota Semarang.

Keyakinan saya tersebut didasarkan kepada beberapa faktor yang mengiringi pertemuan tersebut, yakni bahwa para pengusaha ya ng tergabung dalam gapensi yang muslim, sesungguhnya cukup banyak dan beberapa orang yang sudah melakukan anjuran agama tersebut justru malah semakin sukses, seperti apa yang diceritakan oleh ketua BAZ sendri yang juga wakil walikota Semarang, bahwa dengan berbagi dengan sesama tersebut ternyata semakin menambah keuksesannya. Faktor lain yang menjadikan saya yakin ialah juga pengalaman yang dialami oleh ketua gapensi Semarang dan juga ketua umum gapensi Jateng yang kemarin juga ikut menyambut dan memberikan pengalaman yang relatif sama.

Artinya dengan beberapa pengalaman orang orang sukses yang ternyata diberengi dengan kesukaan mereka untuk berbagi dengan sesama, tentu membuat para pengusaha lain yang barangkali belum melakukannya, akan tertark untuk mempraktekkannya, apalagi ditambah dengan faktor keimanan yang cukup kuat dalam dada mereka. Tentu kita tidak berharap bahwa setelah berakhirnya pertemuan tersebut kemudian selesai juga cerita tentang ketertarikan untuk berlomba mendapatkan keuntungan yang sangat luar bisa yang dijanjijkan oleh Tuhan tersebut.

Kita tentu juga menyadari bahwa meskipun kehadiran mereka secara umum dalam pertemuan tersebut sudah menunjukkan ghirah mereka yang cukup besar untuk berbagi dengan sesama, tetapi sekali lagi pasti ada sebagian yang kemudian tidak tertarik dengan bisnis yang ditawarkan oleh Tuhan tersebut. Lagi lagi itu semua merupakan peroalan yang bermuara kepada dasar iman yang ada dalam diri mereka. Namun demikian secara umum kita optimis bahwa pertemuan kemarn itu sangat bermanfaat dan dapat membawa angin segar bagi kehidupan mereka, terutama yang mau mengindahkan firman Tuhan dan mempercayainya sepenuh hati.

Sementara itu untuk target BAZ kota Semarang sendiri pada tahun pertama kepengurusan saat ini ialah 1,5 milyar, meskipun pada bulan kesebelas kali ini baru mencapai 1,3 M. Tentu target tersebut meningkat cukup tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya berkisar 800-hingga 850 juta. Sisa satu bulan kedepan untuk menggenapi menjadi 1,5 M tentu masih sangat mungkin manakala ada gerakan, terutama dari para pengusaha yang kemudian berkomitmen untuk menyalurkan zakat dan bahkan infaqnya melalui BAZ kota Semarang.

Bahkan menurut saya target perolehan BAZ pada tahun kedua harus meningkat dua kali bahkan tiga kali lipat tahun pertama. Apa yang saya sampaikan tersebut berdasarknn kalkulasi yang cukup matang dan tidak hanya sekedar pendapat. Kita sesungguhnya dapat menghitung dan sangat jelas, kalau semua umat Islam di kota Semarang yang telah berkewajiban zakat mau berzakat dan disalurkan melaui BAZ Semarang, apalagi ditambah dana infaq dan sedekah, tentu target sebagaimana yang saya sampaikan akan terlampaui.

Namun sekali lagi hal tersebut memerlukan kerja keras keita semua untuk menyadarkan seluruh komponen masyarakat tentang zakat tersebut dan perlunya menyalurkannya melalui BAZ. Beberapa kegitan penyaluran dana BAZ tentu harus terus disosialisasikan kepada masyarakat, termasuk kemaslahatan yang sudah di raih. Sosialisasi tersebut tidak cukup hanya melalui web seperti selama ini, tetapi lebih dari itu juga melalui media lain yang mudah diserap oleh masyarakat. Udah mudahan dengan tekad kita semua dan keaktifan seluruh pengurus dalam mengelola BAZ ini, apa yang kita inginkan akan dapat terwujud tentu dengan ridla dari Tuhan.

MET TAHUN BARU 2012

Meriahnya atraksi kembang api di angkasa malam tadi menandai pergantian tahun baru, meskipun disertai dengan hujan rintik rintik, tetapi minat masyarakat untuk tidak melewatkan pergantian tahun baru begitu besar, sehingga mereka tetap antusias merayakannya. Barangkali penyambutan pergantian tahun tahun ini lebih meriah dibandingkan dengan tahun sebelumnya, setidaknya di daerah Semarang. Hal tersebut ditandai dengan semakin banyaknya pesta kembang api di angkasa yang cukup menggegerkan jagat. Bahkan banyak anak anak yang juga larut dalam pesta tersebut.

Tidak kalah antusiasnya, masyarakat di sekitar saya tempat tinggal ternyata cukup banyak yang berpesata makanan dengan masakan yang beraneka ragam. Tentu semua itu dalam tujuan yang sama yakni merayakan pergantian tahun baru. Tidak sedikit pula yang sejak sore hari telah membunyikan petasan, layaknya kalau idul fitri. Kita semua tahu bahwa petasan semacam itu telah dilarang di Negara kita, tetapi kita juga tahu pula bahwa tradisi petasan tersebut memang sungguh sulit dihilangkan dari masyarakat kita. Buktinya semalam hamper tidak ada waktu yang kosong dari suara petasan, termasuk kembang api di udara.

Pesta pergantian tahun baru juga dilakukan dengan menggelar konser musik yang justru tidak kalah menariknya. Ratusan ribu manusia tumplek blek di tempat konser. Untungnya tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Tentu sebelumnya kita sangat was was, karena biasanya dalam konser semacam itu banyak orang yang memang sengaja membuat kekruhan. Tetapi kali ini, berkat kesigapan dan kesiapan aparat dalam mengamankan konser, hingga selsai acara, semua aman aman saja.

Tentu kita patut bersyukur bahwa pesta masyarakat dalam merayakan pergantian tahun baru tadi malam, secara keseluruhan dapat berjalan secara baik, meskipun kita harus menyadari masih adanya hal hal yang sangat kita sesalkan, disebabkan kekurang sadarannya sebagian masyarakat dalam memelihara keselamatan. Yang paling penting barangkali ialah kita harus bersyukur bahwa kita sudah dapat memasuki tahun baru 2012 ini dengan selamat dan kita nanti dalam menjalaninya setahun kedepan dapat memperoleh manfaat yang besar untuk kesejahteraan kita.

Seperti tradisi yang sudah ada di masyarakat kita, tentu kita juga menyaksikan sebagian masyarakat kita yang memperingati pergantian tahun ini dengan berdoa bersama sambil makan bersama. Doa bersama tersebut diawali dengan ajakan untuk merenungkan kembali seluruh perjalanan hidup kita selama tahun 2011, untuk kemudian berupaya agar pada tahun 2012 nanti dapat meningkatkan semua yang kita jalani. Bahkan kalau mungkin pada tahun 2012 nanti kita hars dapat mewujudkan salah satu keinginan besar kita yang selama ini belum dapat kirta wujudkan ditahun 2011.

Keinginan besar kita memang banyak dan masing masing dari kita tentu berbeda kenginan besar tersebut. Keinginan besar tersebut dapat berupa mendapatkan pekerjaan yang baik bagi mereka yang belum bekerja, mendapatkan amanah anak yang selama ini belum dikaruniai anak oleh Tuhan, membeli rumah bagi yang selama ini masih mengontrak, dan lain sebagianya. Dengan refleksi diri serta mengevaluasi seluruh kinerja kita selama satu tahun ini, tentunya kita dapat mengukur kemampuan kita, sejauh mana kita dapat mewujudkan keinginan besar kita tersebut. Tentu ukuran kemampuan tersebut harus tetap disertai dengan doa yang terus menerus kepada Tuhan, karena kita sangat tahu bahwa Tuhan akan dapat mengabulkan permohonan kita, manakala kita terus memohon dan berusaha.

Apa yang dapat kita peroleh dalam memperingati perganian ahun baru kali ini tentunya sangat tergantung kepada kita sendiri. Ada yang hanya mendapatkan pengalaman kesenangan semata tanpa dapat memberikan pengaruh positif bagi kehidupan kita di masa mendatang, bahkan ada juga yang hany mendapatkan kepuasa sesaat dan setela itu kecapean saja yang ada dalam dirinya, tetapi ada juga yang bisa mendapatkan sesuatu yang berguan dalam hidupnya. Orang yang dapat menemukan sesuatu yang dapat digunakan dalam merajut hidupnya kedepan, ialah mereka yang dalam memperingati pergantian tahun kali ini dapat membuat renungan dalam dirinya dan kemudian dari situ timbul hasrat yang kuat untuk merencanakan hidupnya di masa mendatang denga lebih baik.

Kesadaran untuk dapa menemukan kekurangan dan kelemahan kita sendiri sesungguhnya merupakan hal besar yang tidak semua orang dapat melakukannya. Hanya orang orang cerdas dan beruntunglah yang dapat melakukankannya. Untuk melihat kelemahan dan kekurangan pada diri sendiri memang lebih susah dibandngkan melihat kekuranga orang lain. Bahkan ada perbahasa yang sangat kita kenal yakni "gajah dipelupuk mata tidak kelihatan, tetapi kuman di sebarang lautan tampak jelas".

Meskipun peribahasa tersebut untuk menggambarkan betapa orang itu sangat gemar melihat kekurangan orang lain dibandingkan dengan kekurangan diri sendiri, tetapi secara luas dapat juga dijadikan peringatan untuk kita bahwa melakukan evaluasi diri dengan tanpa harus membandingkannya dengan pihak lain itu menjadi sangat penting, karena dengan evaluasi tersebut kita akan dapat mengetahui kemampuan kita untuk melakukan sesuatu dan sekaligus mendapatkan keuntungan. Mengetahui kemampuan diri akan dapat menghindarkan kita dari kemungkinan putus asa dan menyalahkan pihak lain, bahkan Tuhan sekalipun.

Artinya tanpa mengetahui kemampuan yang ada pada diri kita, tentunya akan sulit bagi kita untuk merencanakan sesuatu yang relative tepat dalam menempuh kehidupan di dunia ini secara normal. Bagi kita yang sudah kenyang dengan pengalaman hidup, suka dan duka tentunya juga menyertai pengalaman hidup kita tersebut, tentunya akan sangat paham dan sepakat dengan evaluasi diri tersebut. Cuma soal bahasa dan caranya mungkin bisa berbeda antara satu orang dengan lainnya.

Menurut saya dalam menyikapi tahun yang baru saja kita jalani ini kita tidak boleh pesimistis, tetapi sebaliknya kita harus optimis, karena Tuhan tentu akan menyertai kita, manakala kita terus mendekatkan diri dan sekaligus berupaya untuk melakukan sesuatu yang ada manfaatnya, baik bagi diri, kluarga maupun orang lain dan masyarakat secara umum. Artinya meskipun tahun boleh baru dan semangat juga harus diperbarui, tetapi adakalanya sesuatu yang sudah mapan dan berjalan dengan baik, tidak perlu lagi diubah dan diperbarui. Barangkali kalau hanya diperbarui semangat dan ghirahnya saja tidak mengapa, tetapi kalau secara fisik semua hal harus diperbarui itu sesuatu yang sangat mengada ada dan menyulitkan kita semua.

Sekali lagi yang paling penting dalam persoalan ini ialah kita ada semangat baru untuk melakukan perbaikan perbaikan serta komitmen diri yang kuat untuk selalu berada dalam koridor yang benar, yakni sesuai dengan jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan, sekaligus berada dalam jalur yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku di Negara kita tercinta. Sebagai bagian dari masyarakat yang menginginkan kemajuan dan ketenteraman serta keamanan, kita tentunya sangat sepakat manakala seluruh komponen bangsa ini menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan.

Bahkan lebih jauh kita pastinya harus menyetujui dan sekaligus memahami dengan benar empat pilar Negara kita, yakni pancasila, Undang undang adasar 1945, Bhineka Tungggal ika, dan Negara kesatuan republic Indonesia. Kita tampaknya memang harus prihatin dengan generasi muda kita yang kurang grget dalam menyikapi empat pila rnegara kita, sehingga sebagian mereka banyak yang sangat mudah melakukan sesuatu yang mengarah kepada anarkhi, kekerasan dan lainnya.

Pendidikan karakter yang saat ini baru disadai tentang pentingnya, sesungguhnya merupakan pendidikan dasar yang harus diterima oleh seluruh anak bangsa. Nah, dengan mendalami dan memahami secara benar empat pilar Negara yang sudah menjad kesepakatan kita tersebut, kita berharap generasi mendatang akan dapat lebih baik dan sekaligus dapat mewujudkan keingina para pendiri bangsa ini, yakni menjadikan bangsa dan Negara ini kuat dan disegani oleh pihak manapun. Sedangkan rakyatnya menjadi makmur, dapat merasakan keadilan yang sesungguhnya dan sentosa serta merasa aman.

Jadi kembali kepada peringatan pergantian tahun baru yang tadi malam kita rayakan bersama, tentu kita sangat berharap bahwa tahun 2012 ini akan bisa membawa kesuksesan kita membewa keberuntungan kita dan sekaligus menghindarkan kita dari segala macama marabahaya dan hal al yang menyedihkan. Semua itu bukan sekedar permohonan dan harapan semata melainkan juga harus kita usahakan sedemikian upa sehingga semua itu akan dapat menjadi kenyataan. Amin.

SELAMAT UNTUK KEMENTERIAN AGAMA RI

Hari ini adalah hari jadi kementerian agama RI ke 66, sebuah usia yang cukup matang untuk sebuah kementerian. Pangalaman selama itu tentunya telah memberikan landasan yang sangat kuat memaksimalkan khidmatnya kepada negara dan bangsa di masa mendatang. Sebagai bagian dari kementerian agama, kita juga tentunya merasa bahwa sudah satnya kementerian ini menjadi penentu bagi kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara secara apik sebagaimana dicita citakan oleh para pendiri bangsa.

Peran kementerian agama memang sangat strategis, karena sesungguhnya kementerian agama ini dapat dikatakan mewakili keseluruhan aspek yang dibutuhkan untuk sebuah negara. Memang tidak seluruhnya, karena di sana dipastikan ada peran peran kementerian lain yang tentunya sangat menentukan juga bagi kesejahteraan masyarakat. Tetapi dengan fungsinya yang seperti saat ini, kementerian agama memang menjadi penentu bagi keberhasilan negara kedepan.

Kementerian agamamempunyai peran strateguis dalam mencetak generasi bangsa yang cerdas, berkarakter jelas dan berakhlak mulia. Melalui pendidikan yang dibinanya, kementerian agama sesungguhnya dapat menjadi tumpuan harapan bagi seluruh bangsa ini dalam upaya mencerdaskan bangsa. Untuk itu kementerian jangan sampai membatasi keinginan warganya untuk terus mengembangkan dan memajukan pendidikan yang dibinanya. Bahkan menurut saya kementerian harus terus mendorong agar pendidikan di dalam lingkup kementerian agama berbanah dan menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat dan dunia.

Karena itu perguruan tinggi yang ada harus terus dipacu agar dapat berbanah dan menyahuti keuinginan masyarakat luas. Salah satu hal yang dapat mengarah ketujuan tersebut ialah dengan membuka seluas luasnya bagi perguruan tinggi untuk membuka berbagai macam program studi yang memang dibutuhkan oleh masyarakat. Dan untuk itu tidak ada jalan lain kecuali adanya kebijakan yang jelas dari kementerian agama untuk mengubah perguruan tinggi dalam lingkup pembinaannya agar menjadi universitas. Tentu harus melalui proses yang wajar. Artinya kesiapan perguruan tinggi, terutama dari aspek sumber daya manusia, dan sarana pendukung lainnya harus sedemikian rupa, sehingga nantinya justru tidak akan menjadi beban kementerian.

Kita akan merasa bangga kalau para lulusan perguruan tinggi dalam lingkup kementerian agama tersebut dapat menjadi pakar dalam bidangnya dan sekaligus kuat keimanannya serta bagus akhlaknya. Persoalan yang saat ini muncul ialah semakin menipisnya karakter anak bangsa, sehingga mereka sangat mudah melakukan hal hal yang dapat merugikan, baik dirinya, orang lain, dan juga lingkungan. Nah, pendidikan di lingkup kementerian agama tentunya menjadi harapan terakhir dalam mencetak generasi terbaik bangsa di masa mendatang. Tetapi kalau kondisinya tidak berubah, dan masih seperti saat ini, dimana perguruan tinggi di kementerian agama “hanya menawarkan program studi yang berkonotasi kepada akhirat” saja, maka harapan seperti itu secara otomatis akan sulit untuk diwujudkan.

Barangkali dalam memperingati hari jadi kementerian agama kali ini, semua pihak menyadari bahwa ada kepengan yang lebih luas menunggu kiprah kita semua. Kita tidak boleh hanya berpikir sempait sebagaimana pada masa lalu. Persoalan bangsa saat ini sudah sedemikian kompleks dan segera perlu mendapatkan solusi terbaik. Sementara itu kementerian ini sesungguhnya bisa andil dalam memecahkan problem bangsa tersebut, yang salah satunya melalui pendidikan yang dibinanya. Oleh karena itu menurut saya sudah menjadi keharusan bagi kementerian agama untuk memikirkan masalah ini dengan cepat dan sekaligus membuat kebijakan yang tepat.

Sedangkan peran strategis lainnya dari kementerian agama yang tidak kalah pentingnya ialah dalam upaya menciptakan kebersamaan, terutama untuk persoalan keyakinan dan agama yang memang sangat rentan konflik. Kita semua menyadari bahwa kekurang tegasan akan menjadi penyebab utama terjadinya monflik berkepanjangan. Sikap yang tegas untuk tetap memelihara kesatuan dan persatuan masyarakat harus diutamakan. Artinya pengembangan dan terus memupuk rasa solidaritas diantara para pemeluk agama dan keyakinan yang beragam di negeri ini memang mutlak harus didahulukan.

Kementerian dalam hal ini mempunyai peran yang sangat vital, terutama dalam membendung berbagai aliran keras yang cenderung membenarkan dirinya dan mengjhukum salah bagi selainnya serta berusaha untuk memerangi yang berbeda dengannya. Sekali lagi ketegasan dalam menangani persoalan ini memang harus mendapatkan prioritas utama, karena kita yakin bahwa sumber utama dalam berbagai masalah social keagamaan ialah berpangkal dari tidak adanya sikap toleran dari para pemeluk agama dan kayakinan tersebut.

Negara kita memang merupakan negara yang memberikan kebebasan kepada para warganya untuk menentukan dan sekaligus memeluk agama dan keyakinan yang dipilihnya. Tetapi dalam kenyataannya masih ditemukan beberapa persoalan ditingkat masyarakat bawah. Artinya meskipun aturan tentang kebebasan tersebut telah jelas, namun beberapa warga kemudian merasa terganggu dengan keyakinan yang berbeda dengan keyakinanya tersebut. Bahkan ada pihak yang seolah paling benar sendiri dan boleh menghakimi siapapun yang tidak sepaham dengan keyakinanya tersebut.

Persoalan Akmadiyah beberapa waktu yang lalu, bahkan hingga sekarang masih saja menjadi isu yang mencekam, khususnya bagi warga Ahmadiyah. Karena mereka tidak bisa bebas untuk melaksanakan ibadahnya, bahkan masjid tempat mereka melakukan ibadah juga dirusak atas nama Tuhan yang sama dengan Tuhan yang disembah oleh Ahmadiyah tersebut. Contoh yang paling gres ialah persoalan Syiah di sampan Madura yang demikian mengerikan, karena pesatren beserta seluruh fasilitas yang ada dibakar masa atas nama kebenaran sepihak, dan tidak bisa menerima perbedaan yang sesungguhnya dijamin oleh undang undang.

Barangkali memang ada keyakinan yang dianggap menyimpang dari ajaran inti sebuah agama, tetapi penyelesaiannya tidak harus melalui kekerasan dan penghakiman terhadap pihak lain. Karena negara kita negara hokum, maka seharusnya diselesaikan melalui dialog terlebih dahulu dan kalau memang dialog tidak memungkinkan untuk menyelesaikan persoalan tersebut, perkaranya dapat diangkat ke pengadilan untuk mendapatkan keputuisan yang dianggap adil. Namun sayangnya masyarakat kita memang mudah untuk diprovokasi atas nama jihad dan atas nama agama.

Nah, dalam persoalan ini sesungguhnya kementerian agama mempunyai peran yang sangat vital dalam mengatasinya. Artinya harus ada ketegasan dari pihak kementerian dan jangan membiarkan dan memelihara konflik terlalu lama, karean hal tersebut akan menjadi awal dari ketidak harmonisan dalam kehidupan social keagamaan kita. Termasuk juga penghakiman agama satu atas agama dan kepercayaan lain. Kita masih ingat betapa sebagian jemaat gereja di Bekasi yang hingga kita tidak dapat melaksanakan ibadah, karena adanya pihak yang keberatan dan menghalau setiap ada kegiatan peribadatan oleh mereka.

Mungkin ketegasan seperti yang saya maksudkan tersebut dapat berupa penjelasan yang netral mengenai beberapa ketentuan dan persayaratan terhadap pendiarian suatu rumah ibadah. Saling kalim diantara warga terhadap persoalan tersebut memang harus segera diatasi. Sayangnya memang tidak ada ketegasan, sehingga kasusnya berlarut larut hingga saatn ini. Disamping itu beberapa persoalan yang meskipun tidak dapat diklaim sebagai persoalan agama dan atau kepercayaann semata, seperti persoalan di Poso, persoalan di Ambon, Papua, dan lainnya, juga menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh kementerian agama, tentu dengan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya.

Belum lagi persoalan pelayanan terhadap umat Islam yang menjadi mayoritas di negeri ini dalam berbagai hal, seperti dalam pelaksanaan pernikahan, dalam menjalankan ibadah haji dan umrah, dalam berwakaf, dan lainnya, yang masih harus mendapatkan perhatian serious dari kementerian agama. Harus ada ketegasan dari kementerian mengenai pelaksanaan pernikahan yang dalam prakteknya dijalankan oleh kantor urusan agama. Karena semua orang sudah maklum dan bahkan sudah menjadi kebiasaan yang mengakar, bahwa meskipun ongkos pernikahan sudah ditentukan hanya sebesar Rp 30.000,-, namun dalam prakteknya bisa menjadi sepuluh hingga dua puluh kali lipat.

Praktek seperti itulah yang menjadi salah satu penilaian dalam survey KPK beberapa waktu yang lalu, sehingga kementerian agama mendapatkan cap dari media sebagai kementerian terkorup. Disamping itu persoalan seputar perhajian juga masih selalu muncul, karena adanya spekulasi beberapa KBIH yang semacam menjanjikan keberangkatan jamaah, meskipun belum mengantongi kepastian. Aklibatnya setelah benar benar tidak bisa berangkat padahal jamaah sudah kadung berpamitan dengan para tetangga dan telah meninggalkan kampong halaman, ternyata hanya sampai di kota saja dan tidak bisa terbang ke arab Saudi.

Semua itu tentu harus menjadi catatan kementerian agama untuk kemudian melakukan evaluasi menyeluruh dan kalau diperlukan secara tegas memberikan sanksi kepada siapapun yang ternyata melakukan kesalahan prosedur, sehingga menimbulkan persoalan di masyarakat luas. Intinya evaluasi menyeluiruh di awal tahun dan dihari jadinya kali ini menjadi sangat penting dan urgen dalam upaya memantapkan kementerian agama sebagai kementerian teladan dalam kiprahnya membela dan mengabdi kepada negara.

PERLUNYA ADVOKAT YANG MEMPUNYAI IDEALISME

Salah satu penyebab ruwetnya penegakan hokum di Negara kita ialah adanya oknum dari penegak hokum yang tidak taat kepada aturan dan bahkan melacurkan diri, demi untuk mendapatkan keuntungan yang tidak sah. Oknum penegak hokum tersebut bisa polisi, jaksa, hakim dan juga advokat. Banyak kasus yang melibatkan mereka yang seharusnya menagakkan hukum demi kesejahteraan dan menjamin rasa keadilan masyarakat. Kasus polisi nakal sudah cukup banyak, demikian juga hal dengan jaksa nakal, hakim nakal dan advokat nakal.

Seharusnya pula hukum akan menjerat mereka lebih kuat dan hukumannyapun seharusnya lebi berat dibandingkan dengan mereka yang bukan unsur penegak hukum. Namun dalam kenyataannya kita dibuat geleng geleng kepala, karena ternyaa kasus kasus yang melibatkan mereka justru seolah tidak ada bekasnya, sehingga tidak akan dapat membuat jera bagi penegak hukum lainnya yang memang mempunyai mental jelek. Akibat lebih jauhnya ialah penegakan hukum di negeri kita ini semakin amburadul dan tidak kunjung dapat menyelesaikan kasus kasus besar yang menjadi penyebab hancurnya ekonomi di negara kita.

Sesungguhnya kita masih mempunyai harapan cukup baik seiring dengan banyaknya oknum penegak hukum yang menyeleweng, yakni dengan lebih banyak berharap kepada advokat yang secara umum tentu dipandang lebih baik dan penyelewengan oknumnya jga tidak terlalu banyak. Namun sekali lagi kita juga dihadapkan dengan kenyataan bahwa saat ini sukup banyak advokat yang hidup secara hedonis juga, sehingga akan sangat rentan untuk melakukan sesatu yang dilur idealisme semula. Artinya tuntutan hidup yang hidonis memang sangat memungkinkan seseorang untuk melakukan apa saja, termasuk yang melanggar aturan sekalipun.

Entoh demikian peran masyarakat dalam persoalan tesebut ya hanya tinggal mempersiapkan para advokat yang benar benar mempunyai idealisme untuk menegakkan hukum di negeri kita. Sebab untuk memasuki dunia penegak hukum yang lain semacam pilisi, jaksa, dan hakim, hingga saat ini masih dengan sistem lama, sehingga akan sangat sulit bagi masyarakat untuk mengubah sistem yang ada. Bahkan malah sangat boleh jadi siapapun yang memasuki gerbang mereka, akan terseret dengan gaya dan irama mereka, sehingga jangankan mengubah, untuk bertahan tidak terpengaruh iklim dan sistem yang ada saja sudah sangat sulit.

Nah, kini saatnya kita dapat mempersiapkan advokat yang diharapkan mempunyai integritas dan moral yang tinggi serta tidak mudah terpengaruh terhadap hal hal negatif yang sangat mungkin tumbuh subur dalam lingkungannya. Memang harus kita sadari bahwa mempersiapkan advokat seperti itu tidak gampang dan harus memakan waktu yang cukup panjang. Karena kita yakin bahwa advokat yang handal dan dipercaya oleh masyarakat pengguna, tentu harus mempunyai pengalaman dan jam terbang yang cukup serta sudah dikenal di kalangan praktisi hukum.

Tentu bagi orang atau mereka yang memanfaatkan jasa pada advokat, lebih lebih bagi mereka yang mempunyai uang, tentu tidak mau berspekulasi merekrut advokat baru yang belum mempunyai banyak pengalaman. Untuk itulah diperlukan adanya sistem yang memungkinkan para advokat yang kita persiapkan tersebut bisa berperkara di pengadilan, dan tentu untuk proses pematangannya, harus ddampingi oleh para advokat yang sudah berpengalaman. Disamping itu kita harus megupayakan penggenjotan kepada mereka agar membanyak pengetahuannya, baik secara teoritik maupun belajar dari pengalaman orang orang yang sukses, termasuk kiat kita kesuksesan mereka.

Saya berpendapat bahwa Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia (APSI) dapat memulainya dan bekerjasama dengan perguruan tinggi Islam yang memang mempersiapkan sarjana hukum yang bermoral tinggi dan mempunyai karakter baik sebagai bangsa ang santun, cinta keadilan dan manusiawi. Bahkan dapat pula dipersiapkan mereka yang mempunyai latar belakang santri dan kuat dalam tradisi kesantriannya.

Meskipun saya juga agak menyayangkan adanya gejala kurang baik yang melanda para advokat dari APSI sendiri. Kagalauan saya tersebut di sebabkan adanya sebagian kecil advokat yang sesungguhnya kita harapkan akan menjadi motor moral dalam dunia advokat, yang ternyata elah melakukan perbuatan yang sangat tidak terpuji. Meskipun jga saya sangat yakin bahwa jumlahnya tidak banyak dan tidak cukup signifikan. Untuk itulah saya masih sangat yakin bahwa melalui APSI, kita akan dapat mempersiapkan para advokat handal dan bermoral serta mempunyai integritas tinggi dalam upaya menegakkan keadilan.

Apa yang dilakukan oleh fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang kali ini, yakni membekali para alumni santri berprestasi yang telah lulus dari fakultas Syariah dengan ketrampilan profesi advokat. Barangkali itu merupakan salah satu jawaban langsung dari kegelisahan kita dalam menyaksikan dunia hukum di negara kita yang semakin hari malah semakin tidak karuan, bahkan termasuk para advokat yang telah menjadi selebritinya. Kita sangat mendukung kegiatan tersebut dan mengharapkan dari sit nanti akan muncul cahaya baru sebagai harapan dalam penegakan hukum di negara kita tercinta.

Tentu disamping para alumni tersebut dibekali ilmu tentang keadvokatan, mereka juga harus diberikan motivasi untuk mau tertarik dalam dunia itu. Bukan saja dalam hal kemungkinan materi yang akan di dapat atau bahkan ketenaran yang sangat meungkin mereka raih, tetapi lebih jauh harus kita tanamkan dalam diri mereka tentang cita cita luhur untuk penegakan hukum dan menjadikan supermasi hukum diatas segala galanya. Motivasi membangun masa depan Indonesia yang lebih berkeadilan dan kesejahteraan masyarakat secara umum, harus dikaitkan dengan fungsi masnusia hidup di dunia, yakni dalam kerangka megabdi kepada Tuhan. Untuk itulah menjalani profesi advokat harus juga dikaitkan dengan pengabdian kepada Tuhan tersebut.

Barangkalu motivasi ibadah seperti itulah yang akan dapat membentengi mereka pada saat mereka telah benar benar terjun dalam dunia keadvokatan. Gemerlap dan godaan materi yang mungkin akan muncul dalam kehidupan mereka nantinya, diharapkan akan dapat ditahan dengan motivasi pengabdian kepada Tuhan tersebut. Sehingga dengan demikian cita cita kita untuk mempesipakan advokat tersebut benar benar dapat terwujud. Nmaun manakala kita hanya memberikan pembekalan ketrampilan keadvokatan semata tanpa dibarengi dengan berbagai kita dalam mempertahankan idealisme, tentu mereka akan dengan mudah terseret dan terpengaruh dengan kebiasaan yang selama ini dilakukan oleh para advokat.

Bahkan kita sangat berharap bahwa para advokat dari kalangan APSI akan dapat menjadi pelopor dalam mengubah imij negatif yang selama ini disandang oleh para advokat menjadi positif. Kita sangat menyadari bahwa imij masyarakat terhadap para advokat pada umumnya adalah negatif, karena mereka tidak ubahnya seperti para penjual hukum. Masyarakat berpandangan bahwa advokat yang sudah berpengalaman biasanya akan mencari celah untuk membelokkan proses hukum dengan tujuan agar kliennya tidak terjerat atau dibebaskan dari segala tuduhan, padahal mreaka sesungguhnya tahu betul tentang kesalahan kliennya tersebut.

Secara umum masyarakat memandang sama terhadap semua penegak hukum, mulai dari polisi, jaksa, hakim, dan juga advokat. Artinya mereka dianggap mempunyai kepentingan yang sama, yakni siapapun yang berani membayar, maka mereka akan siap untuk memberikan keuntungan, tetatpi sebaiknya bagi siapaun yang tidak mampu membayar, ya, proses saja hukumnya dan bahkan kalau bisa malah direkayasa agar terbukti bersalah dan kemudian dikalahkan ataupun dihukum.

Pandangan masyarakat seperti itu tidak selamanya salah, karena memang dalam dunia nyata kitabtemukan oknum oknum yang memang berpraktek seperti itu, meskipun yang tetap mempunyai idealisme juga ada, walaupun jumlahnya tentu tidak banyak. Nah, dalam realitas yang sepertiitu kita menjadi sangat rindu hadirnya para advokat yang berintegritas dan mempunyai idealisme tinggi di negeri ini. Artinya kalai para advokat sepert itu dapat hadir, tentu tetap ada harapan bagi masyarakat untuk terciptanya keadilan di negeri ini, meskipun unsur penegak hukum lainna mencoba untuk menyeleweng.

Memang idealnya ya semua penegak hukum mempunyai idealisme dan moral serta integritas tinggi dalam bersama sama menegakkan hukum, akan tetapi kalau tidak bisa semuanya, maka diawali dengan penyediaan advokat, tentu akan lebih baik ketimbang kita hanya meratapi keadaan semata tanpa bisa berbuat apaa apa. Mudah mudahan usaha fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang kali ini akan dapat menarik simpati berbagai pihak, sehingga mereka juga tertarik untuk mempersiapkan para advokat berintegritas dan mempunyai idealisme tersebut. Semoga.

SEKALI LAGI TENTANG BUDAYA MEMBERI

Secara terbuka dan argumentative, tidak ada seorang pun yang dapat mematahkan alasan kebaikan memberi, namun seringkali dalam dataran kenyataan masih dijumpai berbagai kalangan yang berusaha mencari cari alasan untuk tidak merealisasikan memberi tersebut, sehingga memberi itu tidak bisa menjadi budaya di kalangan masyarakat. Hal tersebut kemungkinannya sebabnya ialah belum didapatkannya nikmat yang bisa dirasakan dalam memberi tersebut. Bahkan seringkali masih kita jumpai pula bahwa dalam memberi tersebut terdapat berbagai pertimbangan yang ujung ujungnya tidak jadi memberi.

Memang dalam persoalan ini sangat dibutuhkan perenungan yang mendalam, sembari mengingat semua kebaikan memberi dan keburukan bakhil serta berbagai penyakit hati. Untuk persoalan inipun sudah banyak orang yang mengetahuinya dengan sangat gambling, tetapi belum banyak yang melaksanakan perenungan tersebut sehinga banyak pula yang belum medapatkan ketulusan hati yang sejati. Akibatnya berbagai pertimbangan duniawi yang mendominasi kehidupan seseorang tersebut.

Padahal kita semua tahu bahwa hidup di dunia ini tidaklah langgeng, dan kehidupan akhiratlah yang kekal selama lamanya. Untuk itu seharusnya bekal yang dipersiapkan untuk kehidupan akhirat harus lebih banyak dibandingkan dengan bekal yang harus dipersiapkan untuk kehidupan di dunia, termasuk persiapan amal dalam bentuk memberi. Sesungguhnya semua orang juga sudah mengetahui bahwa harta yang banyak yang ditumpuk di dunia, sama sekali tidak akan bisa memberikan manfaat bagi dirinya, kalau tidak dipergunakan untuk beramal. Bahkan malahan dapat menjadi bebannya di akhirat nanti.

Ada pertanggung jawaban kita di akhirat nanti kepada Tuhan atas kepercayaan di diberikan Tuhan kepada kita. Pertanggung jawaban yang paling berat tentunya prtangung jawaban harta. Kalau tentang usia, Tuhan hanya akan minta pertanggung jawaban kepada kita tentang untuk apa usia yang diberikan oleh Tuhan tersebut dihabiskan di dunia. Tetap untuk harta, Tuhan akan minta pertanggung jawaban dua hal sekaligus, yakni dari mana harta tersebut di dapatkan; apakah dengan jalan yang halal ataukah melalui jalan yang dilarang. Setelah itu baru Tuhan akan meminta pertanggung jawban tentang setelah didapatkan harta tersebut kemudian untuk apa.

Nah, ternyata harta yang kita miliki dan cari selama ini bisa membuat hidup kita menjadi bahagia dan sejahtera, tetapi juga bisa menjadikan kita sengsara dan menderita. Semua itu tergantung kepada bagaiamana kita memenejnya. Jikalau harta yang kita dapatkan tersebut melalui jalan yang benar dan tidak merugikan pihak lain, maka sesungguhnya itu baru merupakan langkah awal. Sementara itu langkah selanjutnya ialah bagaimana kita dapat mengelola harta kita tersebut untuk kebaikan, terutama keluarga kita, dan kemudian juga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama di lingkungan kita.

Salah satu cara untuk menjadikan harta yang kita miliki dapat memberikan kebahagiaan kita ialah dengan membagikan sebagiannya untuk mereka yang membutuhkan. Kita sangat paham kebutuhan mendesak seseorang itu terkadang datangnya sangat menddadak dan terkadang pula berbarengan dengan kondisi yang kurang menguntungkan bagi kita, sehingga diperlukan pengeolaan sedemikian rupa sehingga sewaktu waktu ada kebutuhan yang mendesak, kita dapat mengatasinya.

Untuk keperluan mendesak yang sifatnya pribadi barangkali dapat diatasi dengan cara menabung harta kita, tetapi untuk mengatasi keperluan mendesak yang ada hubungannya dengan pihak lain, tentu dibutuhkan cara yang memunginkan untuk itu. Salah satu caranya ialah dengan membudayakan memberi dan ditampung dalam satu wadah, sehingga hal tersebut akan dapat menjadi solusi yang sangat membantu kepada masyarakat yang sangat membutuhkannya. Jadi memberi kepada siapapun itu merupakan kebaikan, namun akan lebih baik dan bermanfaat manakala pemberian tersebut dikelola dengan baik, sehingga akan dapat memberikan manfaat yang lebih besar.

Bahkan dalam lingkup yang lebih luas, budaya memberi yang kemudian dikelola dengan baik, akan dapat mengatasi atau setidaknya membantu mengatasi persoalan social yang ada. Sebagai contoh kita dapat menggambarkan bahwa dengan terkumpulnya uang, sangat mungkin kita dapat melakukan pebinaan, baik kepada para penyandang persoalan social maupun mereka yang membutuhkan ketrampilan untuk berusaha. Pendeknya sangat banyak manfaat yang dapat dipetik, manakala budaya memberi tersebut direalisasikan dan kemudian dikelola dengan baik.

Namun sekali lagi kita sangat sedih kalau kemudian kebaikan budaya memberi yang demikian jelas tersebut tidak mendapatkan respon positif dari masyarakat. Meskipun demikian saya msih sangat optimis bahwa ajakan dan anjuran untuk membudayakan memberi tersebut akan mendapatkan sambutan yang cukup baik dari sebagian besar masyarakat, setidaknya di kalangan warga besar IAIN Walisogo Semarang.

Tidak mudah memang untuk memberikan motivasi kepada masyarakat untuk membudayakan memberi tersebut, karena mainset kebanyakan masyarakat masih kepada persoalan duniawi ansich dan belum banyak mempertimbangkan kehidupan kekal di akhirat. Dan kondisi sepeprti itu sesungguhnya sudah ada semenjak dahulu, sehingga kita mengenal pernyataan yang sangat terkenal di kalangan umat Islam, yakni: " berbuatlah kalian semua untuk duniamu seakan kalian akan hidup selamanya, dan berbuatkan untuk kepentingan akhiratmu, seolah kalian akan meninggal besuk".

Persoalannya kemudian pemahaman dan penafsiran terhadap pernyataan tersebut terkadang dibalik, sehingga pengertiannya menjadi berbuatkanlah dan berinvestasilah untuk duniamu sebanyak banyaknya, karena kalian akan hidup lama di dunia dan memerlukan biaya yang cukup banyak. Sedangkan untuk akhirat cukup biasa biasa saja karena seolah kalian esok akan mati, sehingga tidak membutuhkan ongkos yang banyak. Pengertian yang cukup menyeleweng dari maksud sesungguhnya dari pernyataan tersebut ternyata mendominasi mayoritas masyarakat kita, sehingga mereka kemudian mati matian mengejar dunia sampai sampai terkadang melupakan akhirat.

Padahal pernyataan tersebut seharusnya dipahami bahwa karena kita akan hidup cukup panjang, maka tidak usah ngoyo dalam mencari dunia, toh besuk masih banyak hari dan kesempatan untuk mencarinya. Sedangkan untuk akirat yang kekal harus kalian cari sedemikian rupa karena waktumu tidak banyak untuk berinvestasi di sana. Untuk itu keperluan akhirat harus dilakukan secara sungguh sungguh dan sebanyak banyaknya, agar dapat berinvestasi yang cukup untuk krhidupan kekal di akhirat nanti. Jadi seharusnya dibalik yakni untuk kehidupan dunia tidak perlu terlalu ngoyo karena hidup masih panjang dan masih banyak kesempatan, sementara untuk akhirat waktunya sangat terbatas, padahal yang harus dipersiapkan cukup banyak, karenanya harus serius.

Kiranya cukup banyak bukti yang sesungguhnya dapat kita jadikan pegangan dalam membudayakan memberi tersebut, dan secara keseluruhan kita sama sekali tidak meneukan unsure negative dalam budaya memberi tersebut. Barangkali mungkin ada kemungkinan negatifnya, manakala memberi tersebut belum menjadi budaya dan apalagi ditambah dengan adanya motif tertentu yang selain karena Tuhan alias ikhlas. Kemungkinan negative tersebut antara lain karena sifat riya' yang menyertainya, atau mengharapkan balasan dari yang diberi untuk kepentingannya yang lebih besar, atau motivasi lainnya.

Tetapi kita sangat yakin bahwa kalau memberi tersebut sudah menjadi budaya maka sifat sifat negative dan bahkan dapat merusak tersebut akan hilang dengan sendirinya. Memang terkadang di awal kita berupaya memberi tersebut akan timbul sifat jelek tersebut, namun kalau kemudian kita cepat menyadarinya dan apalagi kemudian sudah terbiasa dengan memberi tersebut, maka dengan mudah kita akan menghilangkan sifat merusak tersebut.

Untuk itu kita juga menghimbau kepada masyarakat bahwa dalam membudayakan memberi tersebut sebaiknya memang dibarengi dengan menata hati dan pikiran kita dengan mengadakan perenungan mendalam seperti yang saya sebutkan di atas. Dengan begitu semenjak awal kita sudah bisa menata kehidupan kita untuk menyongsong kehidupan di masa mendatang yang tentunya lebih panjang dan kekal. Mudah mudahan masyarakat dapat menyadarinya dan sekaligus berkomitmen untuk menjadikan memberi tersebut sebagai budaya sehari hari dalam menapki kehidupan ini. Amin.

KORUPTOR NYALEG, YANG BENAR SAJA!

Penggodogan RRU tentang pemilihan umum saat ini sedang dilakukan oleh dewan melalui panja, namun beberapa hal telah disepakati, termasuk diperbolehkannya seorang mantan napi untuk ikut nyalon sebagai anggota legislative, tentu dengan beberapa syarat, antara lain telah selesai menjalani hukuman minimal 5 tahun dan lainnya. Alasan yang digunakan tentu sangat khas yaitu demi hak asasi manusia, karena napi juga merupakan warga negara yang mempunyai hak dan kewajiban, termasuk hak untuk mencalonkan diri sebagai legislative atau pimpinan di negeri ini.

Memang tampak sangat logis alas an yang diusung tersebut sehingga hal tersebut kemudian disepakati oleh seluruh anggota panja untuk kemudian disahkan menjadi undang undang setelah memalui proses dan mekanisme tertentu. Sebagai warga negara yang selama ini merasa sangat dirugikan dan bahkan dipermainkan oleh para koruptor, maka ketentuan seperti itu tentu sangat menyinggung perasaan dan menyakiti hati banyak warga negara yang telah merasakan betapa mereka selama ini telah dikorbankan oleh para koruptor tersebut.

Kata kata umum mantan nara pidana tersebut tentu termasuk juga mantan napi yang melakukan korupsi dan ngemplang uang negara. Lantas bagaimana mungkin kita bisa membiarkan orang orang seperti itu bisa kembali menjadi anggota legislative yang akan menentukan nasib negara kita, meskipun ada syarat yang bersangkutan mengumumkan dirinya mantan napi. Sebab kita sangat menyadari bahwa masyarakat kita pada saat ini masih belum dapat berpikir secara rasional. Kebanyakan mereka justru sangat mudah untuk di permainkan, terutama oleh mereka yang punya uang.

Kita masih sangat khawatir bahwa para mantan napi yang koruptor tersebut akan dapat melakukan apa saja dengan menghamburkan uang, dengan harapan dan target bisa menduduki kursi dewan. Nah, setelah mereka berada dalam lingkaran kekuasaan tersebut tentu mereka akan merealisasikan target yang sudah mereka rencanakan sebelumnya, yang tentu tidak akan jauh dari perbuatan untuk memperkaya sendiri. Memang ada alas an bahwa bisa saja mantan koruoptor itu bisa jera dan menjadi baik, tetapi hal tersebut tidak akan bisa menghilangkan kekhawatiran kita. Toh masih banyak anak bangsa yang lebih baik, bersih dan mempunyai komitmen untuk memajukan bangsa dan negara.

Menurut saya, panja harus mau mendengarkan jeritan masyarakat yang khawatir manakala para mantan napi yang juga koruptor tersebut diperbolehkan untuk nyaleg dan menduduki berbagai jabatan politik lainnya. Jangan hanya karena lasan sepihak demi menjunjung hak sebasgai warga negara, kemudian koruptor begitu saja dapat diloloskan untuk kesempatan seperti itu. Sebagai bangsa yang sudah berkomitmen untuk memberantas segala macam bentuk korupsi, seharusnya membentengi diri dari segala kemungkinan yang dapat menghidupkan ataupun memungkinkan pihak pihak tertentu untuk melakukan praktek korupsi di negeri ini.

Karena itu sepatutnya secara tegas dikatakan dalam undang undang yang nantinya akan disahkan tersebut bahwa mantan koruptor tidak mempunyai hak untuk menduduki jabatan sebagai pejabat public dan menjadi anggota DPR DPRD dan juga DPD. Kalau namanya perang ya harus dilakukan dengan segala upaya untuk “membunuh” musuh yang berupa korupsi dan segala macam bentuknya, termasuk para pelaku, baik yang sedang menjalani hukuman maupun yang telah selesai menjalaninya. Jangan sekali kali kita membuka pintu untuk masalah tersebut, termasuk hal hal yang mempunyai potensi untuk dipraktekkannya korupsi tersebut.

Kita sangat menyayangkan para anggota panja RUU pemilu yang dengan aklamasi menyetujui mantan napi untuk ikut nyaleg. Rupanga memang para anggota dewan belum bisa merasakan apa yang dirasakan oleh raktyat yang diwakilinya. Ini sekali lagi menjadi bukti bahwa peran dan fungsi para anggota dewan memang belum mewakili rakyat, tetapi lebih banyak mewakili partai dan dirinya sendiri. Sudah banyak bukti rakyat sangat melarat dan bahkan para petani tergencet dengan kebijakan impor pemerintah, tetapi para wakilnya yang ada di Senayan seolah tuli dan bisu serta buta. Mereka sama sekali tidak mendengar, tidak melihat dan juga tidak bisa berbicara untuk menyuarakan aspirasi rakyat yang katanya diwakilinya tersebut.

Belum lagi sikap dan tindakan para wakil rakyat yang disuguhkan dihadapan rakyat miskin yang sangat menyakitkan, seperti pembangunan renovasi ruang banggar yang harus menelan biaya hingga lebih dari 20 Milyar, kamar kecil, yang hingga 3 milyar, dan bahkan kalender yang menghbiskan ratusan juta rupiah. Sementara para rakyat yang menyaksikan hal tersdebut untuk sekedar makan saja mereka harus berjuang setengah mati, apalagi untuk memperbaiki rumah. Bahkan masih cukup banyak masyarakat kita yang tidak mempunyai tempat tinggal, dan hanya “ngiyup” di bawah jembnatan atau sekedar “nemplok” di pinggiran sungai.

Sungguh sangat ironis kondisi ini dengan keinginan ideal para pendiri bangsa ini. Seharusnya kalau para wakil rakyat benar benar memperjuangkan kepentingan rakyat, maka rakyat akan segera pulih dari penderitaan, karena dewan saat ini posisinya sangat kuat termasuk bargaining dengan pemerintah. Namun kekuatan yang dimiliki tersebut tidak diperuntukkan bagi rakyat, melainkan untuk kepentingan golongan dan pribadi dan hanya sedikit saja yang untuk rakyat.

Kalau RUU pemilu tersebut kemudian disahkan dengan masih terdapatnya pasal yang memperbolehkan koruptor nyaleg, tentu hal tersebut merupakan awal bagi bencana nasional dan rakyat sekali lagi ditutp harapannya untuk bisa sejahtera sesuai dengan tujuan didirikannya negara ini. Dalam pandangan agama tentu orang orang yang membuat regulasi untuk tampilnya para koruptor menguasai negeri ini, dianggap berdosa kepada negara dan seluruh warga bangsa. Tidak hanya sekedar itu mereka tentu akan didoakan oleh seluruh komponen bangsa ini dengan doa yang jelek, bahkan dikutuk.

Sesungguhnya kalau kita mau menggunakan nurani dan akal sehat kita, kita akan mengetahui betapa jahatnya praktek korupsi tersebut. Para palakunya, yakni para koruptor dengan enaknya menikmati hasil korupsi yang seharusnya diperuntukkan bagi negara dan rakyat. Rakyat melarat karena tidak mendapatkan haknya yang dikemplang oleh mereka para koruptor. Tidak hanya itu dengan praktek korupsi yang mereka lakukan, negara menjadi kesulitan untuk dapat memberikan fasilitas kepada rakyatnya, dan sekaligus tidak mempunyai harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Barangkali kalau diklasifikasi diantara beberapa kejahatan yang ada, korupsi menempati rangking pertama. Perampokan, pencurian, dan Pembunuhan, misalnya, sekalipun termasuk perbuatan keji, tetapi mungkin masih lebih ringan dibandingkan dengan korupsi. Kalau toh ada dosa yang tidak terampuni selain menyekutukan Tuhan, maka korupsilah wujudnya. Pendeknya korupsi harus kita jadikan musuh utama dalam kehidupan kita dan jangan sampai kita memberikan toleransi bagi siapapun untuk mengarah ke sana.

Saat ini seluruh bangsa telah sepakat untuk memrangi dan memberantas segala macam bentuk korupsi di negeri ini, meskipun kita menyadari komitmen tersebut baru yang muncul ke permukaan. Sedangkan dalam kenyataannya masih banyak diantara anak bangsa ini yang masih menginginkan lestarinya praktek korupsi tersebut. Bahkan justru yang berorientasi untuk terus mempraktekkan korupsui tersebut justru dating dari orang orang yang dapat berpikir dan seharusnya menjadi pelopor terdepan dalam pemberantasan korupsi.

Untuk itu kita semua kita harus melakukan gerakan yang massif dan yang memungkinkan semua orang menjadi takut untuk melakukan korupsi tersebut. Dan kalau kita kembali kepada persoalan pokok yakni akan disahkannya RUU tentang pemilu, kita harus berani untuk memberikan kritik pedas kepada panja dan sekaligus memberikan masukan agar mereka meninjau kembali pasal yang telah disepakati, yakni memasukkan kemungkinan napi termasuk koruptor untuk mendapatkan hak menjadi calon legislative maupun calon pejabat public lainnya.

Dengan begitu kita sesungguhnya sudah berjihad memrangi kemungkinan adanya praktek korupsi di negeri ini. Juhat tersebut sesungguhnya sangat suci asalkan dilandasi oleh semangat untuk memberhangus segala macam bentuk korupsi dan bukan diniati dengan kepentingan yang lain. Mudah mudahan para wakil rakyat yang saat ini sedang menikmati fasilitas dari negara secara berlebih dan melupakan rakyat yang semakin sengasara, akan dapat tergugah hatinya dan kemudian kembali kepada jalur yang benar. Semoga

MULUDAN

Sudah lazim di kalangan masyarakat muslim bahwa bulan Rabiul Awal atau lebih akrab dikenal dengan bulam Maulid atau Maulud ini merupakan bulan memperbanyak bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana diketahui secara umum oleh masyarakat muslim bahwa Nabi kita dilahirkan pada bulan Maulid ini, tepatnya pada tanggal 12. Oleh karena itu biasanya sejak tangal 1 bulan Maulid ini masyarakat selalu membaca shalawat dan sejarah hidupnya, terutama melalui bacaan al-Barzanji pada setiap malam atau setelah Maghrib. Bacaan bacaan shalawat tersebutbiasanya juga diakhiri sebagai puncaknya pada tanggal 12.

Malam tadi adalah malam kedua belas bulan Maulid tahun ini, karena itu hamper seluruh masjid dan mushalla ramai dengan masyarakat yang memperingati hari lahir Nabi Muhammad saw tersebut dengan berbagai aktifitas. Mengingat pada saat ini adalah musim hujan, maka aktifitas memperingatai hari lahir Nabi tersebut kebanyakan hanya dilaksanakan di dalam masjid ataupun mushallah atau tempat lainnya. Peringatan itu sendiri juga hanya diisi dengan ceramah dan sekaligus pebacaan shalawat sebagaimana malam malam sebelumnya.

Namun kita juga menyadari bahwa meskipun musim hujan, tetapi ada saja sebagian masyarakat yang memperingati mauled tersebut dengan melakukan aktifits aktifitas lainnya, seperti lomba lomba bai anak anak, seperti lomba adzan, lomba shalat, lomba baca tulis al-Quran, lomba pidato dan lomba baca al-Barzanji. Tentu masih ada bebra[pa jenis lomba yang dilaksanakan oleh sebagan masyarakat.

Memperingati hari lahir Nabi tersebut sudah menjadi tradisi turun menurun di masyarakat muslim, karena itu kegiatan peringatan seperti itu akan terus dilaksanakan meskipun dengan sangat sederhana. Bahkan diantara masyarakat ada yang menjadannya semacam "kewajiban". Pada umumnya masyarakat berkeyakinan bahwa dengan memperingati hari lahir Nabi tersebut merupakan perbuatan baik dan dapat digolongkan sebagai ibadah.

Sementara itu tujuan dari peringatan itu sendiri ialah dalam upaya untuk mendapatkan legitimasi kecintaan kepada Nabi.Karena cinta kepada Nabi merupakan salah satu hal yang akan dapat menjadikan umat mendapatkan pertolongan atau syafaat Nabi di hari kiamat nanti. Jadi wujud cinta kepada Nabi Muhammad tersebut salah satunya ialah dengan memperingati hari lahirnya. Cinta kepada nabi itulah yang menjadi dasar sangat kat untuk memperingati hari lahir tersebut dan sekaligus mengingat nama dan segala hal baik yang dilakukan oleh Nabi.

Kita tahu bahwa cinta itu membutuhkan pengorbanan dan tidak cukup hanya diucapkan dalam lisan saja, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan. Salah satu tindakan dan tanda cinta kepada Nabi ialah selalu menyebut namanya melalui pembacaan shalawat dan salam kepadanya, termasuk juga mengingat seluruh hal yang menjadi dan dianggap penting dalam hubungannya dengan Nabi, seperti hari lahir dan kecintaan Nabi.

Sementara itu diantara wujud dari kecintaan kepada Nabi ialah dengan meneladani dan mau melakukan segala hal yang menjadi kesukaan Nabi. Artina kalau orang cinta kepada Nabi, maka ia harus mau melakukan segala hal yang disukai dan dilaksanakan oleh Nabi, seperti melaksanakan seluruh kewajiban dan menjauh dari segala larangan, melakukan shalat malam, selalu dzikir kepada Tuhan, suka memberi dan menolong orang lain, berhubungan sangat baik dan menyenangkan kepada siapapun dan bahkan menyayangi orang orang miskin dan anak anak yatim.

Pendeknya kita harus menjadikan diri Nabi sebagai teladan dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Untuk itu tidak ada kata lain dalam mewujudkan semua itu, terkecuali kita harus terus menggali informasi tentang sejarah Nabi, termasuk dalam hal bagaimana sepak terjang Nabi daam hubungannya dengan kehidupan rumah tangga dan masyarakat.

Kecintaan kepada Nabi tersebut sesungguhnya juga didasari oleh riwayat hadis yang disampaikan oleh mam al-Turmudzi dimana Nabi konon telah mengatakan bahwa " barang siapa yang cinta kepada saya (Nabi), maka nanti orang tersebut akan masuk surga bersama dengan saya (Nabi). Tentu tidak seorangpun umat Islam yang tidak berkeinginan untuk isa masuk surga, apalagi bersama dengan Nabi. Karena itulah semangat cinta kepada Nabi tersebutlah yang kemudian memberikan spirit yang sangat kuat untuk melakukan sesuatu yang dianggap dapat bernilai cinta, seperti memperingati hari lahir beliau dengan membacakan shalawat dan salam.

Kalau pada saat ini masih ada yang memperingati hari lahir Nabi tersebut hanya sekedar solidaritas atas kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, maka hal tersebut tidak akan menghalangi orang tersebut untuk memperbaiki niat dan sekaligus semangat, sehingga lama kelamaan akan dapat juga merasakan nikmatnya memperingati maulid dan membaca shalawat. Karena itu dalam setiap memperingati Maulid tersebut memang sebaiknya diadakan ceramah pencerahan umat, agar umat menjadi paham dan mengerti hal halpenting yang selama ini telah dilakukan, sehingga mereka akan bisa lebih focus dan semangat dalam melakukannya.

Termasuk diantaranya ialah ketika masyarakat melakukan shalat. Artinya hampir semua umat Islam sesungguhnya telah melaksanakan kewajiban shalat, akan tetapi masih banyak diantara yang melaksanakan shalat tersebut ternyata belum dapat menikmati shalat dan menjadikan shalat sebagai media untuk berkomunikasi dengan Tuhan serta menjadikan shalat sebagai landasan untuk menjalankan kebaikan. Akibatnya masih saja banyak orang yang sehari harinya menjalankan shalat tetapi perbuatan maksiatnya masih saja berjalan. Demikian juga dengan perangai buruknya masih saja terpelihara.

Idealnya orang yang telah menjalankan shalat itu akan dapat terbebas dari segala hal yang berkonotasi maksiat, karena diantara fungsi shalat itu sendiri ialah dapat menjauhkan orang yang melakukannya dari perbuatan keji dan mungkar atau dengan bahasa lain terhindar dari maksiat. Namun dalam kenyataannya sebagaimana kita saksikan, bahwa masih banyak orang yang shalat, tetapi masih mau menipu, masih melakukan korupsi, masih menyakiti orang, masih tidak peduli dengan nasib orang miskin dan anak anak yatim, dan lainnya.

Nah, melalui peringatan Maulid seperti ini, kita sesungguhnya berharap bahwa pengetahuan umat akan dapat meningkat, sehingga kualitas iman serta amalna menjadi lebih baik. Kita tidak menginginkan bahwa masyarakat tetap berada dalam ketidak tahuannya terhadap segala hal yang sesungguhnya sudah dilakukan. Kita harus membantu masyarakat bahwa menjalankan ibadah itu tidak semata mata untuk menggugurkan kewajiban semata, melainkan harus ada manfaat yang dapat dirasakan dari pelaksanaan ibadah tersebut.

Meskipun begitu kita tetap memberikan apresiasi kepada masyarakat yang selama ini telah memperingati Maulid Nabi dengan membaca sejarah Nabimeskipun mereka tidak paham dengan sejarah itu sendiri. Saya katakan tidak paham, karena ternyata yang dibaca selama dua belas malam berturut turut tersebut ialah sejarah Nabi dengan bahasa Arab, seperti yang tertulis dalam buku al-Barzanji. Setidaknya mereka telah berusaha untuk membaca shalawat dan salam kepada Nabi dan ada keinginan untuk diakui sebagai umat Nabi yang cinta kepada Nabi dan berharap mendapatkan syafaat di akhirat nanti.

Kondisi tersebut merupakan modal yang sangat berharga untuk menuju kehidupan yang lebih baik dan berkualitas di kemudian hari. Syaratnya ialah dengan kesungguhan kita semua orang oang yang tahu untuk memberikan pencerahan kepada mereka secara benar dan tepat. Kita tidak boleh mencela mereka yang belum tahu atau belum mengerti, tetapi kita harus membimbing mereka sehingga mereka akan dapat menyadari dan mengerti dengan baik.

Keinginan umat untuk menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dan sekaligus panutan, merupakan sesuatu yang sangat baik, hanya saja kitalah yang kemudian harus memberikan penjelasan tentang berbagai hal baik yang menjadi kesukaan Nabi yang justru belum dilaksanakan oleh masyarakat. Kita sangat yakin bahwa dengan kesabaran dan kebijaksanaan, kita akan dapat menjadikan masyarakat yang sudah mempunyai modal kuat tersebut untuk dapat lebih berkualitas dalam kehidupannya.

KENYATAAN YANG HARUS DITERIMA

Banyak di dunia ini sesuatu yang tidak diharapkan, justru malah terjadi dan hal tersebut kemudian menjadi beban tersendiri, dan kadangkala juga akan membuat kerugian besar dan bahkan juga harga diri menjadi tercabik. Semua orang tentu mengharapkan sesuatu yang baik bahkan terbaik akan terjadi, sejak dalam lingkuip keluarga hingga lingkup negara. Semua orang ingin beruntung dan selalu sukses dalam melakoni kehidupan, namun yang terjadi terkadang malah sebaliknya; Bukannya beruntung, malahan mendapatkan kerugian yang tidak pernah diprediksi sebelumnya; jangankan bisa menjadi lebih baik, malahan cenderung terus melorot dan terpuruk, dan begitu seterusnya.

Demikian juga yang terjadi dalam dunia sepak bola kita. Ketika era Nudin Khlaid berkuasa, semua orang menjadi gerah dengan sepak terjangnya, bahkan ketika dia menjalani kehidupan dibalik jerujipun masih dipercaya menjadi orang nomor satu di PSSI. Pada saat itu kedudukannya sangat kuat, karena seluruh pengurus daerah merasa berhutang budi kepadanya dan selalu akan mendukungnya , meskipun dalam kondisi tidak normal. Dan itulah kenyataan yang dulu pernah kita alami dan bertahan hingga beberapa lama. Sampai akhirnya terjadi revolusi sepakbola di tanah air dan akhirnya berhasil menjungkalkan Nurdin dari kursi PSSI.

Sebagaimana kita ingat bahwa perjuangan untuk menjatuhkan Nurdin bukan persoalan mudah dan bahkan harus memerlukan gerakan massa yang demikian hebat. Pada saat itu banyak orang memperkirakan bahwa beban yang dipikul oleh pengurus PSSI berikutnya tentu akan semakin berat, mengingat asa masyarakat sedemikian kuat untuk mengubah kondisi persepak-bolaan tanah air menjadi lebih baik dan berprestasi. Saya sendiri pada waktu itu sudah membayangkan bahwa masyarakat tentu akan kecewa, karena harapan yang begitu menggebu dan hanya ingin prestasi secara instan, titik. Karena itu menurut saya tidak ada seorangpun yang nantinya bakal dapat memberikan harapan sepeerrti itu, termasuk misalnya harus mendatangkan pelatih top dunia sekalipun.

Namun demikian pada saat itu saya memberikan masukan bagi pengurus yang nantinya terpilih dan mendapatkan amanat untuk mengelola persepakbolaan kita, agar lebih mengutamakan penataan organisasi, system kompetisi dan penggalian bakat serta pembinaannya. Dan yang tidak boleh dilupakan ialah melaksanakan sosialisasi secara gencar tentang system yang dilakukan serta hasil yang nantinya akan dapat dipetik, sehingga sedikit demi sedikit masyarakat bisa mengerti dan tidak menuntut prestasi yang isntan.

Nah, kenyataannya kemudian menjadi lain sama sekali, karena proses menuju pemilihan pengurus PSSI ternyata menjadi sangat rumit dan tidak ada kata sepakat, meskipun akhirnya dapat dilaksanakan dan kemudian menghasilkan komposisi kepengurusan PSSI di bawah kepemimpinan Johar Arifin. Tetapi lagi lagi kita semakin dibuat tidak mengerti ketika pengurus PSSI tidak mencari solusi terhadap system kompetisi dan konsolidasi kepengurusan hingga menjadi solid. Yang ada justru malah tidak mengakui kompetisi yang dulu sudah pernah ada, yakni ISL dan hanya mengajkui IPL. Tentu keptususan tersebut tidfak akan menyelesaikan masalah melainkan justru malahan menambah masalah.

Keberadaan ISL itu merupakan sesuatu yang niscaya, demikian juga keberadaan IPl yang meskipun lebih baru munculnya, tetapi tetap harus diakui keberadaannya. Harapan masyarakat tentunya bagiamana dapat menyelesaikan dua kompetisi tersebut menjadi sebuah kompetisi yang saling menunjang dan status masing masing harus diberikan secara jelas; apakah digabungkan, ataukah dicarikan cara lain yang relative tidak merugikan pihak manapun. Tetapi boro boro mencarikan solusi untuk masalah tersebut, pengurus PSSI sendiri malahan melakukan blunder dengan melakukan langkah langkah yang keluar dari statute dan kleuar dari keputusan konggres PSSI di Bali.

Berawal dari langkah yang demikian, akhirnya banyak pihak, termasuk klub yang kemudian mempermasalahkan langkah yang ditempuh PSSI tersebut, bahkan kemudian tidak mengakui ISL yang sudah berjalan selama ini. Akibatnya ada beberapa klub yang merasa dirugikan, seperti Persipura yang meskipun menjadi juara di ISL yang berhak mewakili Indonesia di liga Champiun Asia menjadi tidak berhak dan pemain yang berlaga di ISL tidak berhak untuk main di timnas, serta berbagai persoalan lainnya.

Bahkan Rahmat Dharmawan ketika itu yang dianggap sukses menangani timnas U 23 harus mengundurkan diri, akibat kepurtusan PSSI yang merugikan pemain tersebut. Kondisi seperti itu terus berjalan dan PSSI terus rebut dengan persoalan internal serta berhadapan dengan rival rival yang menginginkan adanya pergantian kepengurusan melalui KLB. Keadaan seperti itu kemudian menjadikan banyak orang yang tadinya peduli dengan PSSI kemudian memilih apatis dan tidak mau lagi rebut dengan persoalan perebutan pengaruh dan kekuasaaan di tubuh PSSI.

Nah, setelah semalam timnas kita dicukur gundul oleh Bahrain dengan skor 0-10, mau tidfak mau pihak pihak yang tadinya bersabar dan memilih apatis, tergugah kembali untuk berkiprah setidaknya dalam memberikan urun rembuk dalam persoalan bola di negeri ini. Sepak bola merupakan olah raga yang sudah merakyat, tidak saja di negeri kita tetapi juga di seluruh negeri di dunia ini. Karena itu sesungguhnya sepakbola itu sangat erat berhubungan dengan martabat suatu bangsa. Nah, sehubungan hal tersebut, sebagai bangsa yang cukup besar, dan sepak bolanya juga sudah cukup umur, kalau kemudian digunduli Bahrain dengan skor seperti itu tentu kita menjadi terendahkan.

Barangkali kalau kalah sepeperti itu dari kesebelasan spanyol, atau Jerman, belanda Inggris, Itali, Argentina ataupun Brasil, kita masih bisa memakluminya, tetati ini kalah dari Bahrain yang sama sama Asia dan belum pernah berprestasi di tingkat dunia. Sungguh sangat memalukan dan menyakiti semua pihak pecinta bola di negeri ini. Semua orang, mulai dari mantan pemain timnas, mantan pelatih timnas dan mantan pengurus PSSI sama sama menggugat dan menyalahkan PSSI dan mengatakan bahwa PSSI harus bertanggung jawab dalam persoalan ini.

Keterkaitan antara sepakbola sebagai olah raga terpopuler dengan martabat suatu bangsa dapat dijelaskan bahwa banyak negara yang tadinya tidak terdengar dalam kancah kenegaraan di dunia, tetapi tiba tiba menjadi menonjol dan menjadi pembicaraan dunia ialah disebabkan oleh karena kemajuannya dalam bidang olah raga yang satu ini. Beberapa negara di Afrika misalnya, dahulu sama sekali tidak dikenal dunia, tetapi ketika banyak negaranya yang mengejutkan dalam piala dunia maupun dalam olimpiade, atau setidaknya banyaknya pemain negara tersebut di klub klub ternama di Eropa, kemudian negara tersebut menjadi sangat terkenal dan diperhitungkan oleh negara lainnya.

Sekali lagi kekalahan telak timnas kita dari Bahrain memang menjadi tamparan paling menyakitkan, dan itu merupakan kekalahan terbesar sepanjang sejarah persepakbolaan nasional kita. Dengan dalih apapun sesungguhnya kita tidak dapat menerimanya, karena sehrusnya kalau bertanding melawan Bahrain, kalaupun kalah itu ya Cuma 1-3 gol saja tidak sampai memalukan seperti saat ini. Banyak yang menyayangkan kenapa yang dimasukkan ke dalam timnas kita mereka yang sangat minim pengalaman. Sementara mereka yang kaya pengalaman, karena berada di ISL kemudian tersingkirkan. Itulah kebijakan yang sama sekali tidak bijak, lantaran keegoisan serta sikap arogansi yang ditunjukkan oleh PSSI.

Namun yang lebih menyakitkan lagi ialah ketika kita mengetahui sikap PSSI tentang masalah ini yang mencari kambing hitam dengan mengatakan bahwa penyebab kekalahan Indonesia ialah karena dikerjain wasit. Tidak sepantasnya PSSI mengalihkan tanggung jawab kekalahan timnas kita kepada wasit. Mungkin memang kita dapat menyayangkan kepada wasit yang memberikan kartu merah di awal pertandingan, tetapi menurut saya itu merupakan keputusan yang memang harus diambil untuk menegakkan keadilan di lapangan. Wasit, apalagi di tingkat internasional tentu akan melakukan tugasnya dengan hati hati sesuai dengan standar yang berlaku. Kalau kemudian ada sebagian keputusan yang dianggap tidak tepat, kita harus bisa memakluminya, karena wasit itu juga manusia. Kesalahan wasit bisa saja terjadi di pertandingan manapun, karena itu kita tidak sepatutnya menyalahkan wasit, ketika kita kalah dalam pertandingan.

Kita berharap bahwa dengan kenyataan yang memang harus kita terima ini, kita akan dapat memperbaiki persepakbolaan kita. Pemerintah juga tidak dapat tinggal diam saja, serta harus segera ikut campur dalam menyelesaikan persoalan PSSI ini. Intervensi dalam hal teknis dan strategi bersepakbola memang dilarang dan tidak sepatutnya dilakukan oleh pemerintah, tetapi dalam hal panyatuan PSSI dan soliditasnya tentu tidak hanya boleh, malahan wajib hukumnya. Sepak bola bukan hanya milik pengurus PSSI saja melainkan sudah menjadi milik seluruh bangsa, karena itu sekali lagi kita harus menyelamatkannya bersama sama.