Kamis, 15 September 2011

SABAR

Sering orang menasehati orang lain pada saat terjadinya suatu musibah, dengan kata sabar yang tentu maksudnya ialah agar yang bersangkutan tidak larut dalam kesedihan. Barangkali pernyataan demikian tidak salah, meskipun maksudnya tidak dapat dijelaskan secara detail, sebab terkadang kata sabar tersebut dimaknai yang sama sekali lain, yakni semisal alon-alon waton kelakon, atau dimknai tidak perlu tergesa-gesa, sabar, dan lainnya.

Mungkin beberapa konotasi sabar yang biasa diucapkan banyak orang tersebut semuanya benar dalam konteksnya masing-masing. Artinya, ketika seseorang sedang mendapatkan musibah kematian, misalnya, maka akan banyak orang memberikan nasehat kepada orang tersebut dengan kata-kata sabar, yang maksudnya ialah tabah dan tidak terlalu bersedih hati dalam menghadapi musibah tersebut. Namun pada saat seseorang mendengar suatu kabar yang sangat penting dan segera untuk diketahui dan bahkan ditemui, maka ketika ada orang menasehatinya dengan sabar, maka itu maksudnya ialah agar tidak tergesa-gesa dan hati-hati supaya selamat.

Lain pula kalau ada seseorang menyaksikan anak atau keluarganya melakukan hal nista yang sangat memalukan, misalnya, dan ia langsung emosi dan marah besar, maka ketika ada orang lain menasehatinya untuk bersabar, itu maksudnya ialah agar ia dapat menahan nafsu amarahnya dan berfikir jernih tenang akibat yang nanti akan dapat timbul, Bahkan ada konotasi makna sabar tersebut memang dimaksudkan untuk alon-alon waton klakon atau pelan-pelan asalkan dapat tercapai yang dimaksud, dan begitu seterusnya.

Memang kata sabar tersebut dapat bermakna banyak sesuai dengan konteks dan tujuannya, namun tidak semua makna sabar tersebut cocok dan sesuai dengan sabar yang banyak disebutkan dalam ajaran syariat. Karena sabar yang ada dalam ajaran Islam itu tentu tidak cenderung kepada kepasifan, melainkan sebaliknya cenderung kepada kesunguhan yang tidak menganal menyeerah.

Harus disadari bahwa dalam kenyataan sehari-hari kita masih dapat menyaksikan dan mendengarkan kata sabar tersebut diperuntukkan kepada sesuatu yang cenderung pasif Bahkan ada yang mengartikannya dengan sangat keterlaluan. Artinya dalam kenyataan sehari-hari terkadang ditemukan kata sabar tersebut digunakan dan dimaksudkan untuk membenarkan tindakan pasif dan pembiaran terhadap sesuatu yang seharusnya segera dilakukan, seperti terlalu berlebihannya kepasarahan seseorang terhadap ketentuan Tuhan, yang bahkan dapat digolongkan sebagai aliran jabariah. Sikap seperti ini ternyata masih ada disekitar kita, meskipun kadarnya tidak terlalu banyak.

Terkadang juga sabar tersebut digunakan untuk maksud kepasrahan yang mendekati kepus-asaan. Arinya ketika seseorang sedang menghadapi sebuat persoalan hidup berupa kegagalan demi kegagalan dalam usahanya, maka dia dinasehati untuk berabar yang dimaksudkan agar dia pasrah dan melupakan usaha tersebut. Nah, dengan nasehat seperti itu tentu akan menjadikan seseorang tersebut cenderung untuk pasif dan menyerah. Namun kalau kemudian ditambah dengan nasehat berkutnya, yaitu agar yang bersangkutan mencari alternatif lain yang memungkinkannya dapat berhasil, maka itu akan menjadi bermakna positif dan baik.

Secara teoritis, seharusnya kata sabar tersebut dikonotasikan kepada semua hal yang baik dan positif, karena kata sabar tersebut biasanya dipergunakan untuk menasehati orang yang sedang sedih, sedang tidak stabil emosinya, dan bahkan kata sabar tersebut merupakan salah satu sifat Tuhan, serta banyak sekali pujian Tuhan di dalam ayat-ayat al-Quran terhadap orang-orang yang menyandang predikat sabar. Oleh karena itu sangat tidak tepat kata sabar tersebut kemudian dibelokkan maknanya untuk hal-hal yang tidak baik. Artinya kita harus dapat mencari makna yang tepat bagi kata sabar tersebut, yaitu makna yang berkonotasi positif dan mengandung semangat pantang menyerah, bukannya pasrah, menyerah dan putus asa.

Makna positif sabar tersebut dapat dipraktekkan sehari-hari, baik pada saat sedang sedih karena suatu musibah maupun pada saat emosinya tidak stabil dan lainnya. Kita dapat mengambil contoh ketika sabar tersebut diterapkan kepada seseorang yang sedang menerima musibah, seperti kematian anak atau suami atau isteri, atau lainnya misalnya, maka sabar tersebut dimaksudkan agar orang dinasehati tetap tegar dan tidak berputus asa. Artinya pada saat menerima musibah tersebut, bersedih boleh saja, tetapi jangan sampai berlarut dan menimbulkan keputus-asaan yang hanya akan menyebabkan kesengsaraan semata.

Ketika seseorang ditinggalkan suami atau isterinya dan kemudian berselingkuh dengan pasangan lain, atau seorang isteri yang sering mendapatkan perlakuan kasar serta tidak manusiawi dari suaminya, dan semacamnya, maka sabar yang dialamatkan kepada orang tersebut tentunya untuk menahan diri dari kesedihan dan tabah dalam menghadapi cobaan tersebut. Kesabaran yang dimaksudkan untuk menenagkan seseorang tersebut akan lebih sempurna manakala dilanjutkan dengan saran untuk berusaha dan terus berusaha tanpa mengenal putus harapan.

Demikian pula dengan kejadian seseorang yang tidak lulus dalam ujian misalnya, maka ketika orang tua menasehati dengan kata sabar itu artinya, agar anak yang tidak lulus tersebut tetap mempunyai semangat untuk belajar yang lebih rajin sehingga pada saatnya nanti akan dapat lulus dan bahkan dengan nilai yang baik. Jangan sampai nasehat sabar yang diberikan kepada anak yang tidak lulus ujian tersebut hanya berhenti di kata sabar yang berkonotasi menyerah tanpa usaha lanjutan, dan begitu seterusnya.

Sesungguhnya Allah SWT beserta dan mencintai orang-orang yang sabar itu, tentunya sabar yang benar dan mengandung makna posuitif. Dalam menggambarkan sabar, Tuhan mengaitkannya dengan cobaan yang menimpa umat, yang kemudian umat tersebut selalu berusaha untuk tabah dan bangkit dan terus berusaha, sehingga umat tersebut tidak pernah mengeluh apalagi berputus asa. Jadi konteks sabar tersebut ialah orang atau umat yang sedang menghadapi problem, lalu umat tersebut tetap sabar dalam problem tersebut tetap tidak mandek, melainkan mereka terus berusaha agar problem yang sedang melilit mereka dapat diatasi dan mendapatkan jalan keluar. Caranya ialah dengan terus berusaha tanpa mengenal lelah dan tanpa berputus asa, hingga tujuannya untuk menyelesaikan problem tersebut terwujud.

Nah, kalau pengertian sabar tersebut diterapkan Pada beberapa kasus keseharuian kita, semisal gagal dalam berusaha, gagal dalam bertani dan lainnya, maka sikap sabar itu akan menjadikan seseorang yang mengalami kegagalan tersebut akan semakin terpacu untuk tetap berusaha atau bertani dengan melengkapi dan menyempurnakan usaha dan pertaniannya agar bisa berhasil, tanpa mengeluh dan juga tidak mengenal menyerah dan putus harapan.

Inilah makna sabar yang dikehendaki Tuhan, sehingga bagi orang-orang yang seperti itu pasti akan disayangi oleh Tuhan. Tetapi sabar yang bermakna pasif dan pasrah, mengeluh serta menyerah, tentu tidak akan membuat seseorang menjadi lebih baik, malahan justru sebaliknya, akan semakin membuat seseorang tersebut terpuruk. Kondisi yang demikian tentunya tidak termasuk sesuatu yang dicintai oleh Tuhan,

Memang disamping sabar dalam arti seperti itu, sabar juga sering diartikan sebagai tabah dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan. Tabah yang seperti itu dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur sejauhmana seseorang tersebut dapat mengendalikan diri dan emosinya pada saat kali pertama mendapatkan cobaan tersebut; Apakah seseorang ketika mendapatkan cobaan, kemudian dia tetap tabah dan tetap percaya kepada Tuhan bahwa semuanya itu hanyalah sebagai ujian dari Tuhan atau senbaliknya, justru ia malah lupa dan bahkan menyalahkan Tuhan, atau terkadang salah paham kepada Tuhan dan mengatakan bahwa Tuhan tidak adil dan lainnya. Semuanya itu ditentukan dengan seberapa kadar kesabaran yang ada pada seseorang tersebut.

Itulah sebabnya Nabi dahulu pernah mengatakan bahwa sabar itu ada dan bermakna pada saat awal dan pertama kali seseorang tersebut mendapatkan musibah. Artinya sabar yang berkonotasi tabah dan tidak mudah terpengaruh oleh musibah atau hal lain yang mengiringi musibah tersebut tentunya juga merupakan sabar yang dapat dibenarkan karena mengandung makna positif serta akan menjadikan seseorang yang sabar tersebut menjadi lebih baik.

Dengan demikian sabar yang benar dan bagi penyandangnya akan dipuji dan dicintai Tuhan ialah sabar dalam pengertian tabah, terus berusaha tanpa mengenal lelah, tidak mengeluh dan tidak berputus asa. Sabar yang seperti itu memang tidak mudah untuk kita praktekkan, tetapi kita harus berusaha untuk mempraktekknanya dalam kenyatan kehidupan kita, karena kita memang ingin disayang oleh Tuhan.

Pada akhirnya, semoga kita dan keluarga kita serta orang-orang mukmin senantiasa diberikan taufiq, hadayah dan inayah oleh Allah SWT, sehingga kita dapat menjadikan sabar yang benar tersebut berada dalam diri kita, dan kita dihindarkan dari sabar yang berkonotasi sebaliknya, yakni pasif dan pasrah serta menyerah. amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar